Menutup Awal Pekan, Rupiah Menguat 0,09% Terhadap Dolar AS
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 March 2018 17:13
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah mengawali awal pekan dengan manis. Mengutip Reuters, mata uang domestik tersebut terapresiasi sebesar 0,09% terhadap dolar AS ke level Rp 13.765/US$. Nilai tersebut juga merupakan yang terkuat yang dicatatkan rupiah pada perdagangan hari ini, sementara titik terlemahnya berada pada level Rp 13.775/US$.
Melansir Bank Indonesia, pergerakan rupiah di pasar JISDOR juga positif, menguat 0,19% ke level Rp 13.768/US$, dari yang sebelumnya Rp 13.794/US$ pada hari Jumat lalu (9/3/2018).
Dolar AS memang berada dalam posisi tertekan hari ini. Indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia melemah sebesar 0,13% sampai dengan berita ini diturunkan.
Sentimen negatif bagi dolar AS datang dari rilis data tenaga kerja pada hari Jumat lalu. Walaupun penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS pada bulan Februari tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan ekspektasi (313.000 vs. 205.000), kenaikan gaji yang lebih lemah dari perkiraan telah membuat pelaku pasar yakin bahwa the Federal Reserve belum akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.
Pada bulan lalu, gaji per jam bagi karyawan di luar sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 0,1% MoM, dibawah perkiraan analis yang sebesar 0,2% MoM. Pertumbuhan gaji yang belum terlalu kuat ini mengindikasikan bahwa tekanan terhadap inflasi AS juga belum akan terlalu tinggi, sehingga the Fed mungkin hanya akan melakukan normalisasi suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun ini, seperti yang direncanakan.
Investor pun lantas mengalihkan dananya ke aset-aset yang lebih beresiko, terlebih setelah ketakutan atas perang dagang dalam skala global terus mereda. Pasalnya, Trump kini membuka ruang untuk mengecualikan Australia dari daftar negara yang ekspor baja dan aluminiumnya dikenakan bea masuk.
Penguatan rupiah lantas berdampak positif bagi IHSG yang ditutup menguat 1,05% ke level 6.500,69. Bahkan, investor asing yang dalam beberapa hari terakhir terus mencatatkan jual bersih, kini melakukan beli bersih senilai Rp 111,03 miliar.
(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Melansir Bank Indonesia, pergerakan rupiah di pasar JISDOR juga positif, menguat 0,19% ke level Rp 13.768/US$, dari yang sebelumnya Rp 13.794/US$ pada hari Jumat lalu (9/3/2018).
Dolar AS memang berada dalam posisi tertekan hari ini. Indeks dolar AS yang menggambarkan pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia melemah sebesar 0,13% sampai dengan berita ini diturunkan.
Sentimen negatif bagi dolar AS datang dari rilis data tenaga kerja pada hari Jumat lalu. Walaupun penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS pada bulan Februari tercatat jauh lebih tinggi dibandingkan ekspektasi (313.000 vs. 205.000), kenaikan gaji yang lebih lemah dari perkiraan telah membuat pelaku pasar yakin bahwa the Federal Reserve belum akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuannya pada tahun ini.
Pada bulan lalu, gaji per jam bagi karyawan di luar sektor pertanian hanya tumbuh sebesar 0,1% MoM, dibawah perkiraan analis yang sebesar 0,2% MoM. Pertumbuhan gaji yang belum terlalu kuat ini mengindikasikan bahwa tekanan terhadap inflasi AS juga belum akan terlalu tinggi, sehingga the Fed mungkin hanya akan melakukan normalisasi suku bunga sebanyak 3 kali pada tahun ini, seperti yang direncanakan.
Investor pun lantas mengalihkan dananya ke aset-aset yang lebih beresiko, terlebih setelah ketakutan atas perang dagang dalam skala global terus mereda. Pasalnya, Trump kini membuka ruang untuk mengecualikan Australia dari daftar negara yang ekspor baja dan aluminiumnya dikenakan bea masuk.
Penguatan rupiah lantas berdampak positif bagi IHSG yang ditutup menguat 1,05% ke level 6.500,69. Bahkan, investor asing yang dalam beberapa hari terakhir terus mencatatkan jual bersih, kini melakukan beli bersih senilai Rp 111,03 miliar.
(dru) Next Article Menguat Lebih dari 1%, Rupiah Tembus Level 15.620/Dolar AS
Most Popular