
Perang Dagang Memanas, Indeks Nasdaq Cetak Rekor Baru
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
10 March 2018 10:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan akhirnya ditutup menguat setelah melewati ketegangan panjang soal perang dagang. Selain itu laporan jumlah lapangan kerja ikut membantu indeks saham di Wall Street berada di zona hijau.
Indeks Dow Jones ditutup menguat 1,77% ke level 25.335, 74 poin, indeks Nasdaq menguat 1,79% ke level 7.560,18 poin dan indek S&P menguat 1,74 ke level 2.786,57 poin. Penguatan bursa Nasdaq saat ditutup pada perdagangan dini hari tadi tercatat pada level tertinggi sepanjang masa.
Penguatan indeks Nasdaq tersebut ditopang kenaikan harga saham-saham perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Amazon, Netflix dan Google. Sementara pengutan indeks Dow Jones salah satunya ditopang oleh kenaikan harga saham Goldman Sachs. Dan indeks S&P 500 penguatannya juga ditopang oleh kenaikan saham-saham sektor keuangan.
Biro Statistik Tenaga AS melaporkan ada tambahan 313.00 lapangan kera pada Februari 2018. Jumlah tersebut jauh di atas konsensus Reuters yang memperkirakan sekitar 200.000 lapangan kerja.
"Ini menegaskan kembali kekuatan fundamental ekonomi, tapi ini juga menghilangkan kekhawatiran soal inflasi dan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan tiga kali tahun ini," kata Chief Investment Officer Hennion & Walsh, Kevin Mahn, kepada CNBC.
Biro statistik juga melaporkan kenaikan upah secara tahunan sebesar 2,6%, masih di bawah yang diharapkan.
Pekan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani aturan pengenaan bea masuk 25% untuk impor baja dan 10% untuk alumnium hari Kamis (8/3/2018). Ia memberikan pengecualian bagi Kanada dan Meksiko dari yang sebelumnya mengatakan akan menerapkan kebijakan itu kepada semua negara tanpa terkecuali.
Dilansir dari Reuters, Trump menyebut upaya dumping yang dilakukan berbagai negara eksportir baja dan aluminium terhadap AS sebagai "serangan terhadap negara kita". Ia berkeras bahwa solusi terbaik bagi perusahaan-perusahaan itu adalah dengan membangun pabrik baja di AS dan mengatakan produksi domestik diperlukan karena alasan keamanan nasional.
(hps) Next Article Hore! Kabar Baik, Wall Street Bakal Hijau Hari Ini
Indeks Dow Jones ditutup menguat 1,77% ke level 25.335, 74 poin, indeks Nasdaq menguat 1,79% ke level 7.560,18 poin dan indek S&P menguat 1,74 ke level 2.786,57 poin. Penguatan bursa Nasdaq saat ditutup pada perdagangan dini hari tadi tercatat pada level tertinggi sepanjang masa.
Penguatan indeks Nasdaq tersebut ditopang kenaikan harga saham-saham perusahaan raksasa teknologi seperti Facebook, Amazon, Netflix dan Google. Sementara pengutan indeks Dow Jones salah satunya ditopang oleh kenaikan harga saham Goldman Sachs. Dan indeks S&P 500 penguatannya juga ditopang oleh kenaikan saham-saham sektor keuangan.
"Ini menegaskan kembali kekuatan fundamental ekonomi, tapi ini juga menghilangkan kekhawatiran soal inflasi dan kemungkinan kenaikan suku bunga acuan tiga kali tahun ini," kata Chief Investment Officer Hennion & Walsh, Kevin Mahn, kepada CNBC.
Biro statistik juga melaporkan kenaikan upah secara tahunan sebesar 2,6%, masih di bawah yang diharapkan.
Pekan ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani aturan pengenaan bea masuk 25% untuk impor baja dan 10% untuk alumnium hari Kamis (8/3/2018). Ia memberikan pengecualian bagi Kanada dan Meksiko dari yang sebelumnya mengatakan akan menerapkan kebijakan itu kepada semua negara tanpa terkecuali.
Dilansir dari Reuters, Trump menyebut upaya dumping yang dilakukan berbagai negara eksportir baja dan aluminium terhadap AS sebagai "serangan terhadap negara kita". Ia berkeras bahwa solusi terbaik bagi perusahaan-perusahaan itu adalah dengan membangun pabrik baja di AS dan mengatakan produksi domestik diperlukan karena alasan keamanan nasional.
(hps) Next Article Hore! Kabar Baik, Wall Street Bakal Hijau Hari Ini
Most Popular