Siang Ini, Rupiah Melemah 0,16%

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 March 2018 12:58
Nilai tukar rupiah bergerak melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ada hikmah di balik pelemahan nilai tukar rupiah, yaitu mendatangkan momentum untuk mendorong ekspor. 

Pada Kamis (8/3/2018) pukul 12.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di Rp 13.772/US$. Melemah 0,16% dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya. 

Reuters
Rupiah bergerak sejalan dengan mata uang kawasan, yang juga melemah tipis terhadap greenback. Ini tidak lepas dari dolar AS yang sedang dalam posisi menunggu, menanti kejelasan arah kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump. 

Reuters
Pelaku pasar agak kesulitan membaca sinyal kebijakan perdagangan yang akan diterapkan oleh Trump. Sarah Sanders, Juru Bicara Gedung Putih, mengatakan Trump akan menandatangani sesuatu pekan ini (kemungkinan pengenaan bea masuk impor baja dan aluminium).  

Namun kemungkinan Kanada dan Meksiko akan dikecualikan , dan bisa jadi berlaku juga untuk negara lain. Investor masih menantikan detil dari kebijakan ini. 

Berikut perkembangan nilai tukar beberapa mata uang Asia terhadap dolar AS, seperti dikutip dari Reuters:
Reuters
Lukman Otonuga, Analis ForexTime, menyatakan agak sulit mencari penyebab mengapa rupiah sulit menguat. Namun dia menyebutkan beberapa hipotesis. 

"Mungkin saja karena investor lebih tertarik terhadap instrumen investasi negara lain, misalnya di Malaysia. Atau mungkin investor khawatir Indonesia tidak mampu mencapai potensinya," kata Otonuga. 

Kemungkinan lain, lanjut Otonuga, adalah pelaku pasar percaya bahwa pelemahan rupiah bisa jadi positif bagi Indonesia. Pelemahan rupiah akan berdampak positif terhadap ekspor. 

Indonesia memang membutuhkan lebih banyak ekspor untuk menandingi impor yang tumbuh kencang seiring pertumbuhan ekonomi yang lebih baik tahun ini. Dalam dua bulan terakhir, neraca perdagangan terus mengalami defisit karena ekspor lebih kecil dibandingkan impor. 

"Ada pula ekspektasi bahwa Bank Indonesia menargetkan nilai tukar yang stabil. Ini juga bisa menyebabkan investor agak kurang berminat terhadap rupiah karena mungkin keuntungannya sedikit," jelas Otonuga.

(aji/aji) Next Article Rupiah Juara Asia Pekan Ini, Pekan Depan Gimana ?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular