
Dibuka Menguat, IHSG Masih Dibayangi Sentimen Negatif
Tim CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
08 March 2018 09:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,64% ke level 6.410,70 poin pada perdagangan bursa hari ini setelah mengalami koreksi 2,03% kemarin. Penguatan ini sejalan dengan bursa saham utama Asia.
Penguatan bursa ditopang oleh beberapa sektor. Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) menguat 3,25%. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menguat 2,48% dan saham PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) yang menguat 2%.
Pasar Asia pada pagi ini dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 dibuka dengan penguatan 0,89% dan indeks Topix menguat 0,73%. Dari Korea Selatan, indeks Kospi mengalami penguatan 0,59%.
Untuk perdagangan hari ini, sentimen eksternal masih akan mewarnai pasar. Potensi perang dagang masih menjadi isu yang menghantui investor, tetapi dengan perkembangan terbaru (di mana ada sejumlah negara yang dikecualikan dari pengenaan bea masuk) mungkin dampaknya akan lebih lunak.
Kemudian harga minyak yang masih melanjutkan koreksi. Penurunan harga minyak akan berdampak terhadap kinerja perusahaan migas dan pertambangan. Ditambah rencana pemerintah yang akan mengatur harga batu bara domestik, maka beban emiten pertambangan akan semakin berat.
Tidak hanya harga minyak, komoditas lain pun ikut anjlok baik itu barang tambang maupun pertanian. Batu bara, tembaga, timah, minyak sawit mentah (CPO), sampai karet mengalami penurunan harga.
Dari dalam negeri, investor akan mencermati posisi cadangan devisa Indonesia periode Februari 2018 yang tercatat sebesar US$ 128,06 miliar. Turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 131,98 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas korporasi dalam negeri.
Lalu, kemungkinan aksi ambil untung juga masih ada. Akibat terus melemah, IHSG hampir menghabiskan "tabungan" penguatannya sejak awal tahun. Masih ada sisa penguatan 0,2%, dan bisa kapan saja dicairkan oleh investor.
Sementara yang sentimen positif bagi IHSG adalah perkembangan dolar AS. Greenback masih dalam tren melemah, akibat terpaan sentimen perang dagang. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, masih terus melemah sejak kemarin.
Rupiah mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS, dengan penguatan tipis 0,06% kemarin. Diharapkan penguatan rupiah bisa berlanjut sehingga menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Selain itu, hari ini juga akan dirilis kinerja dua emiten besar yaitu BBCA dan UNSP. Bila hasilnya memuaskan, maka akan menjadi tambahan energi untuk IHSG.
Analis Binaarta Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan IHSG terlihat sudah tidak memungkinkan untuk terkoreksi lebih dalam sehingga peluang rebound IHSG sudah terbuka lebar setelah koreksi yang terjadi pada perdagangan kemarin.
"Ketika IHSG terkoreksi dalam, maka secara psikologis peluang rebound terbuka lebar. Tidak ada kemungkinan akan terkoreksi lebih dalam lagi," kata Nafan kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2018).
Menurutnya, sentimen domestik yang bisa mengangkat kembali IHSG hari ini adalah pergerakan rupiah yang masih cenderung stabil dan kabar lembaga pemeringkat asal Jepang, Rating and Investment Information Inc, yang telah menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.
Dari luar negeri, pergerakan dolar AS dibayangi dengan pelemahan akibat kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam mewacanakan penetapan trade barrier on imports. Hal ini menyebabkan friksi dengan penasihat ekonomi utama Gedung Putih, Gary Cohn sehingga pada akhirnya dia lebih memilih untuk mengundurkan diri. Hal yang disayangkan para pelaku pasar mengingat Cohn dikenal sebagai tokoh yang pro-pasar.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
(roy/roy) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
Penguatan bursa ditopang oleh beberapa sektor. Saham PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) menguat 3,25%. Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menguat 2,48% dan saham PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) yang menguat 2%.
Pasar Asia pada pagi ini dibuka menguat. Indeks Nikkei 225 dibuka dengan penguatan 0,89% dan indeks Topix menguat 0,73%. Dari Korea Selatan, indeks Kospi mengalami penguatan 0,59%.
Kemudian harga minyak yang masih melanjutkan koreksi. Penurunan harga minyak akan berdampak terhadap kinerja perusahaan migas dan pertambangan. Ditambah rencana pemerintah yang akan mengatur harga batu bara domestik, maka beban emiten pertambangan akan semakin berat.
Tidak hanya harga minyak, komoditas lain pun ikut anjlok baik itu barang tambang maupun pertanian. Batu bara, tembaga, timah, minyak sawit mentah (CPO), sampai karet mengalami penurunan harga.
Dari dalam negeri, investor akan mencermati posisi cadangan devisa Indonesia periode Februari 2018 yang tercatat sebesar US$ 128,06 miliar. Turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yaitu US$ 131,98 miliar.
Penurunan cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Di samping itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas korporasi dalam negeri.
Lalu, kemungkinan aksi ambil untung juga masih ada. Akibat terus melemah, IHSG hampir menghabiskan "tabungan" penguatannya sejak awal tahun. Masih ada sisa penguatan 0,2%, dan bisa kapan saja dicairkan oleh investor.
Sementara yang sentimen positif bagi IHSG adalah perkembangan dolar AS. Greenback masih dalam tren melemah, akibat terpaan sentimen perang dagang. Dollar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, masih terus melemah sejak kemarin.
Rupiah mampu memanfaatkan pelemahan dolar AS, dengan penguatan tipis 0,06% kemarin. Diharapkan penguatan rupiah bisa berlanjut sehingga menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Selain itu, hari ini juga akan dirilis kinerja dua emiten besar yaitu BBCA dan UNSP. Bila hasilnya memuaskan, maka akan menjadi tambahan energi untuk IHSG.
Analis Binaarta Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan IHSG terlihat sudah tidak memungkinkan untuk terkoreksi lebih dalam sehingga peluang rebound IHSG sudah terbuka lebar setelah koreksi yang terjadi pada perdagangan kemarin.
"Ketika IHSG terkoreksi dalam, maka secara psikologis peluang rebound terbuka lebar. Tidak ada kemungkinan akan terkoreksi lebih dalam lagi," kata Nafan kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/3/2018).
Menurutnya, sentimen domestik yang bisa mengangkat kembali IHSG hari ini adalah pergerakan rupiah yang masih cenderung stabil dan kabar lembaga pemeringkat asal Jepang, Rating and Investment Information Inc, yang telah menaikkan peringkat surat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil.
Dari luar negeri, pergerakan dolar AS dibayangi dengan pelemahan akibat kebijakan proteksionisme Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam mewacanakan penetapan trade barrier on imports. Hal ini menyebabkan friksi dengan penasihat ekonomi utama Gedung Putih, Gary Cohn sehingga pada akhirnya dia lebih memilih untuk mengundurkan diri. Hal yang disayangkan para pelaku pasar mengingat Cohn dikenal sebagai tokoh yang pro-pasar.
Berikut adalah peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hari ini:
- Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri Kabinet Kerja akan menghadiri acara Food Security Summit (09.30 WIB).
- Rilis laporan keuangan BBCA.
- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) UNSP.
- Rilis data neraca perdagangan China periode Februari 2018 (tentatif).
- Rilis data klaim pengangguran AS (20.30).
(roy/roy) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!
Most Popular