IKK Turun Picu Koreksi Saham Sektor Barang Konsumsi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 March 2018 12:12
Penurunan kinerja saham-saham dari sektor ini, jadi pemicu pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1,23% ke level 6.420,39 poin.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks sektor barang konsumsi terkoreksi pada perdagangan sesi I, yang dipicu penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Penurunan kinerja saham-saham dari sektor ini, jadi pemicu pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1,23% ke level 6.420,39 poin.

Saham-saham sektor barang konsumsi yang ditransaksikan melemah hari ini diantaranya: PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 1,22%, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) turun 2,76%, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) turun 1,68%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 2,01%, dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) turun 5,26%.

Survei yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen pada bulan Februari menurun menjadi 122,5 dari yang sebelumnya 126,1 pada bulan Januari. Melemahnya IKK bulan lalu disebabkan oleh penurunan pada 2 komponen pembentuknya: Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) turun menjadi 112,2, dari yang sebelumnya 114,8, sementara Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) turun menjadi 132,8, dari yang sebelumnya 137,4.

Nilai IKE dan IEK yang masih berada di atas angka 100 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya masih optimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia saat ini dan untuk enam bulan ke depan, walaupun tidak seoptimis bulan Januari.

Khusus untuk HMSP, tekanan terhadap harga saham juga datang dari kinerja keuangan perusahaan yang kurang memuaskan. Kemarin, perusahaan mengumumkan bahwa laba bersih turun sebesar 0,7% pada tahun 2017 menjadi Rp 12,67 triliun, dari yang sebelumnya Rp 12,76 triliun pada tahun 2016.

Berlanjut
Survei tersebut lantas mengonfirmasi bahwa tekanan terhadap daya beli Indonesia masih akan berlanjut hingga tahun 2018, yang sebelumnya ditunjukkan oleh survei penjualan eceran periode Desember 2017 (dirilis bulan lalu). Survei tersebut memproyeksikan penjualan dalam 3 bulan ke depan (sampai dengan Maret) akan menurun, tercermin dari indeks ekspektasi penjualan periode 3 bulan yang turun menjadi 118,7, dari 134,6 pada bulan November. Sementara untuk indeks penjualan periode 6 bulan (sampai dengan Juni), nilainya turun menjadi 149, dari yang sebelumnya 151.

Kini, pelemahan rupiah menjadi tantangan baru bagi sektor barang konsumsi. Sepanjang tahun 2018, rupiah sudah terdepresiasi sebesar 1,5% terhadap dolar AS. Akibatnya, besar kemungkinan harga barang yang ditanggung konsumen akan meningkat. Terlebih, tekanan terhadap nilai tukar berpotensi terjadi berlangsung sepanjang tahun, lantaran pelaku pasar akan sangat mencermati langkah bank sentral AS dalam melakukan normalisasi suku bunga dan neraca keuangannya.

Sampai dengan penutupan perdagangan hari Selasa (6/3), indeks saham sektor barang konsumsi telah terkoreksi sebesar 2,5% secara year-to-date (YTD).

(hps) Next Article Saham LPIN Milik Lippo Melesat, Apa Benar OVO Mau Backdoor?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular