
Aksi Ambil Untung Jadi Pemicu Pelemahan IHSG
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 March 2018 16:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,77% pada perdagangan hari ini ke level 6.500,11 poin. Delapan sektor saham kompak ditutup melemah, dipimpin sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan yang anjlok hingga 1,14%, sementara dua sektor lainnya yaitu pertambangan (+0,04%) serta perdagangan, jasa, dan investasi (+0,14%) berhasil menguat.
Transaksi berlangsung sepi nilai sebesar Rp 6,99 triliun. Sebanyak 148 saham ditutup menguat, 209 saham melemah, sementara 197 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang kompak membukukan penguatan: indeks Nikkei menguat 1,79%, indeks Shanghai menguat 1,02% indeks Hang Seng menguat 2,09%, indeks Strait Times menguat 1,55%, indeks Kospi menguat 1,53%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI menguat 0,31%.
Sentimen positif bagi bursa saham regional datang menyusul redanya kekhawatiran atas potensi perang dagang dalam skala global. Pimpinan kongres AS Paul Ryan diketahui menentang kebijakan Presiden Donald Trump yang memasang bea masuk untuk baja dan aluminium sebesar 25% dan 10%.
"Kami sangat cemas terhadap konsekuensi perang dagang dan mendesak Gedung Putih untuk tidak melanjutkan rencana ini. Kebijakan reformasi pajak telah mendorong ekonomi negara ini, dan kami tidak ingin ada yang mengacaukan hal positif tersebut," tegas juru bicara Ryan, seperti dikutip dari Reuters.
Pelemahan bursa saham domestik nampak dipicu oleh aksi ambil untung, mengingat IHSG masih membukukan penguatan sebesar 3,07% secara year-to-date sampai dengan perdagangan kemarin, lebih besar dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (2,5%), Filipina (-2%), dan India (-1,6%). Tercatat, hanya bursa saham Thailand yang berhasil mencatatkan penguatan lebih tinggi dari IHSG (3,1%) - bursa saham Thailand juga terkoreksi hari ini.
Aksi ambil untung banyak terjadi pada saham-saham sektor jasa keuangan yang sudah banyak menguat sejak awal tahun.
Di sisi lain, investor nampak menantikan rilis data indeks keyakinan konsumen periode Februari yang dijadwalkan pada sore hari ini. Data tersebut dapat menjadi penentu pergerakan saham-saham sektor barang konsumsi kedepannya, sekaligus pergerakan IHSG secara keseluruhan.
Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 2,69%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 3,93%, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,23%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,13%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,44%.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 824,61 miliar. PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 93,88 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 91,26 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 88,24 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 82,76 miliar), dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk/SMMA (Rp 77,12 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada hari ini.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Transaksi berlangsung sepi nilai sebesar Rp 6,99 triliun. Sebanyak 148 saham ditutup menguat, 209 saham melemah, sementara 197 lainnya tidak mencatatkan perubahan harga.
Pelemahan IHSG terjadi ditengah bursa saham regional yang kompak membukukan penguatan: indeks Nikkei menguat 1,79%, indeks Shanghai menguat 1,02% indeks Hang Seng menguat 2,09%, indeks Strait Times menguat 1,55%, indeks Kospi menguat 1,53%, dan indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI menguat 0,31%.
"Kami sangat cemas terhadap konsekuensi perang dagang dan mendesak Gedung Putih untuk tidak melanjutkan rencana ini. Kebijakan reformasi pajak telah mendorong ekonomi negara ini, dan kami tidak ingin ada yang mengacaukan hal positif tersebut," tegas juru bicara Ryan, seperti dikutip dari Reuters.
Pelemahan bursa saham domestik nampak dipicu oleh aksi ambil untung, mengingat IHSG masih membukukan penguatan sebesar 3,07% secara year-to-date sampai dengan perdagangan kemarin, lebih besar dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (2,5%), Filipina (-2%), dan India (-1,6%). Tercatat, hanya bursa saham Thailand yang berhasil mencatatkan penguatan lebih tinggi dari IHSG (3,1%) - bursa saham Thailand juga terkoreksi hari ini.
Aksi ambil untung banyak terjadi pada saham-saham sektor jasa keuangan yang sudah banyak menguat sejak awal tahun.
Di sisi lain, investor nampak menantikan rilis data indeks keyakinan konsumen periode Februari yang dijadwalkan pada sore hari ini. Data tersebut dapat menjadi penentu pergerakan saham-saham sektor barang konsumsi kedepannya, sekaligus pergerakan IHSG secara keseluruhan.
Saham-saham yang berkontribusi paling besar terhadap pelemahan IHSG di antaranya: PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun 2,69%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 3,93%, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,23%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) turun 2,13%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,44%.
Investor asing mencatatkan jual bersih senilai Rp 824,61 miliar. PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 93,88 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 91,26 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 88,24 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 82,76 miliar), dan PT Sinar Mas Multiartha Tbk/SMMA (Rp 77,12 miliar) merupakan saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing pada hari ini.
(hps) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Most Popular