Unilever Taklukkan Pelemahan Konsumsi Lewat Efisiensi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
27 February 2018 19:12
PT Unilever Indonesia Tbk berhasil membukukan efisiensi, membukukan rekor laba bersih tertingginya tahun lalu.
Foto: IST
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Unilever Indonesia Tbk tidak hanya membukukan rekor laba bersih tertingginya ke level Rp 7 triliun pada tahun lalu, tetapi juga mencatat kenaikan margin laba kotor (gross profit margin) secara konsisten lima tahun terakhir meski menghadapi pelemahan konsumsi masyarakat.

Laba bersih itu merupakan yang tertinggi bagi emiten berkode UNVR tersebut, naik 9,55% dibandingkan dengan posisi 2016 senilai Rp 6,39 triliun. Kenaikan nyaris 10% itu, menurut pantauan tim riset CNBC Indonesia, juga merupakan yang tertinggi bagi Unilever dalam lima tahun terakhir.

Sebagai raksasa fast moving good consumer (FMCG), margin laba kotor Unilever wajib diperhatikan, karena dari sinilah terlihat kemampuan perseroan beroperasi efisien; mulai dari pengadaan bahan baku, tenaga kerja, hingga biaya tambahan (overhead) pabrik.

Efisiensi ini menjadi kunci, karena pada tahun lalu konsumsi masyarakat atas FMCG melemah, dengan tumbuh hanya 2,7%, jauh dari pertumbuhan 2016 sebesar 7,7%.

Pelemahan konsumsi FMCG pernah terjadi pada 2013 dan 2014, menyusul kenaikan harga BBM pada Juni 2013, bersamaan dengan kenaikan tarif listrik. Dua kebijakan tersebut memengaruhi ongkos produksi perseroan sampai dengan 2014, sehingga HPP Unilever naik 14,63% menjadi Rp 17,16 triliun. Secara bersamaan, indeks keyakinan konsumen (IKK) turun dari 116,7 pada Januari 2014, menjadi 116,5 (Desember 2014).

Setahun kemudian, pukulan muncul dari faktor eksternal berupa turunnya harga komoditas global. Meski situasi itu membagi berkah bagi perseroan berupa penurunan harga bahan baku dan energi--sehingga HPP hanya naik 3,9% pada 2015, tetapi konsumsi masyarakat yang saat itu dipengaruhi berkah komoditas juga melemah hingga penjualan Unilever tumbuh melambat menjadi 5,71%, dan laba bersih naik tipis hanya 2,09%.
Unilever Jaga Margin Laba Lewat Efisiensi
Tahun lalu, Unilever terlihat lebih siap menghadapi situasi, dengan sukses menjalankan efisiensi. Ini terlihat dari kecilnya kenaikan harga pokok penjualan (HPP) dalam pantauan tim riset CNBC Indonesia, yakni hanya sebesar 1,99%. HPP adalah biaya langsung yang muncul dalam proses produksi dan penjualan barang.

Bagi Unilever, tipisnya kenaikan HPP itu merupakan prestasi karena pos yang sama pada 2016 membengkak sebesar 9,87%. Artinya, perseroan berhasil membukukan efisiensi lebih besar pada tahun lalu, yang berujung pada kenaikan margin laba bersih. Terlebih, efisiensi itu dicetak di tengah pertumbuhan penjualan bersih sebesar 2,87% ke level Rp 41,2 triliun.

Walhasil, margin laba kotor Unilever tahun lalu menembus 40,72%, atau tertinggi dalam lima tahun terakhir dibandingkan dengan posisi 2013 yang hanya 30,26%. 
Unilever Jaga Margin Laba Lewat EfisiensiSumber: Laporan Keuangan 2017

(ags/ags) Next Article Penjualan Turun, Laba Unilever Ikut Susut 4% Jadi Rp 1,74 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular