
Kekhawatiran Suku Bunga Naik Mereda, Wall Street Cerah
Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
27 February 2018 06:20

New York, CNBC Indonesia - Saham di bursa AS kembali menghijau bahkan mencatatkan kenaikan tertinggi sejak tiga minggu terakhir pada penutupan perdagangan, Senin (26/2/2/2018).
Kekhawatiran investor akan naiknya suku bunga mulai mereda. Hal tersebut terlihat dari penurunan yield alias imbal hasil dari surat utang AS di tengah rencana pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tiga indeks mayoritas bursa AS meningkat lebih dari 1%. Dow Jones Industrial Average meningkat 399,28 poin atau 1,58% ke 25.709,27. S&P 500 juga mencatatkan kenaikan 32,3 poin atau 1,18% le 2.779,6 sedangkan Nasdaq Composite bertambah 84.07 poin ke 7.421,46 atau meningkat 1,15%.
Sektor Teknologi meningkat hingga 1,6% yang merupakan salah satu pendorong meningkatnya S&P 500. Sementara sektor industri meningkat 1,4% dan finansial pun mencatatkan peningkatan hingga 1,5%.
Qualcomm (QCOM.O) meningkat 5,8% setelah perusahaan pembuat chip ini mendesak Broadcom (AVGO..O) untuk lanjut ke negosiasi penawaran harga.
Sementara, perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway (BRKa.N) lompat 4% setelah sang pemilik tersebut mengatakan untuk membeli kembali sahamnya daripada membayar dividen dalam kelebihan uang tunai di kasnya.
Melansir Reuters, Selasa (27/2/2018) pada hari Jumat akhir pekan lalu Federal Reserve memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko serius yang mungkin mampu mengubah laju kenaikan suku bunga yang direncanakan.
"Ini memberikan beberapa kelegaan bahwa hasil panen tidak hanya berjalan lurus," kata Keith Lerner, Kepala Strategi di SunTrust Advisory Services di Atlanta.
"Secara keseluruhan, angka laba terus bergerak lebih tinggi. Investor masih memiliki kepercayaan pada ekonomi global," imbuhnya.
Indeks utama turun dari puncaknya pada akhir Januari karena kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi dapat menyebabkan Fed menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini, seperti yang ditunjukkan oleh pernyataan sebelumnya. Bos Bank Sentral AS yang Baru Jerome Powell melakukan pendapat dengan Kongres. Powell bakal menyampaikan kebijakan moneternya dalam pertemuan tersebut.
(dru) Next Article Wall Street Ditutup Memerah Lagi, Ada Kabar Buruk Apa?
Kekhawatiran investor akan naiknya suku bunga mulai mereda. Hal tersebut terlihat dari penurunan yield alias imbal hasil dari surat utang AS di tengah rencana pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi.
Tiga indeks mayoritas bursa AS meningkat lebih dari 1%. Dow Jones Industrial Average meningkat 399,28 poin atau 1,58% ke 25.709,27. S&P 500 juga mencatatkan kenaikan 32,3 poin atau 1,18% le 2.779,6 sedangkan Nasdaq Composite bertambah 84.07 poin ke 7.421,46 atau meningkat 1,15%.
Qualcomm (QCOM.O) meningkat 5,8% setelah perusahaan pembuat chip ini mendesak Broadcom (AVGO..O) untuk lanjut ke negosiasi penawaran harga.
Sementara, perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway (BRKa.N) lompat 4% setelah sang pemilik tersebut mengatakan untuk membeli kembali sahamnya daripada membayar dividen dalam kelebihan uang tunai di kasnya.
Melansir Reuters, Selasa (27/2/2018) pada hari Jumat akhir pekan lalu Federal Reserve memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko serius yang mungkin mampu mengubah laju kenaikan suku bunga yang direncanakan.
"Ini memberikan beberapa kelegaan bahwa hasil panen tidak hanya berjalan lurus," kata Keith Lerner, Kepala Strategi di SunTrust Advisory Services di Atlanta.
"Secara keseluruhan, angka laba terus bergerak lebih tinggi. Investor masih memiliki kepercayaan pada ekonomi global," imbuhnya.
Indeks utama turun dari puncaknya pada akhir Januari karena kekhawatiran bahwa kenaikan inflasi dapat menyebabkan Fed menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini, seperti yang ditunjukkan oleh pernyataan sebelumnya. Bos Bank Sentral AS yang Baru Jerome Powell melakukan pendapat dengan Kongres. Powell bakal menyampaikan kebijakan moneternya dalam pertemuan tersebut.
(dru) Next Article Wall Street Ditutup Memerah Lagi, Ada Kabar Buruk Apa?
Most Popular