Kinerja Kurang Memuaskan, Tiga Saham Hary Tanoe Terkoreksi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 February 2018 13:14
Kinerja keuangan yang kurang memuaskan pada 2017 menjadi salah satu pemicu koreksi tiga saham tersebut.
Foto: Ist/ Detik.com/Ari Saputra
Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga saham perusahaan milik perusahaan Hary Tanoesudibjo kompak diperdagangkan melemah pada perdagangan hari ini. Kinerja keuangan yang kurang memuaskan pada 2017 menjadi salah satu pemicu koreksi tiga saham tersebut.

Tiga saham tersebut yaituPT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT MNC Investama Tbk (BHIT). Sampai dengan penutupan perdagangan sesi 1, saham MNCN turun 2.6%, saham BMTR turun 1,63%, dan saham BHIT turun 0,8%. Pada awal perdagangan, saham MNCN bahkan sempat anjlok hingga 22%, BMTR anjlok 15%, dan BHIT anjlok 8%.

MNCN merupakan perusaaan yang bergerak di bidang industri media dengan membawahi beberapa stasiun televisi, media berita (online dan cetak), serta stasiun radio. Sebanyak 59,16% saham MNCN dimiliki oleh BMTR. Selain bisnis media, BMTR juga bergerak di bisnis layanan TV berbayar melalui anak usahanya PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY).

Sebanyak 52,85% saham BMTR dimiliki oleh BHIT. Bidang usaha BHIT dibagi menjadi 4 sektor: media, jasa keuangan, properti, serta investasi pada bidang energi dan transportasi. Sampai dengan saat ini, belum ada informasi terkait penurunan harga saham-saham tersebut. CNBC Indonesia lantas merangkum kinerja keuangan ketiganya.

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan mengalami tekanan pada tahun 2015. MNCN dan BMTR mencatatkan penurunan laba bersih masing-masing sebesar 32,16% dan 76,63%, sementara untuk BHIT yang dicatatkan adalah rugi bersih sebesar Rp 570,3 miliar, dari yang sebelumnya laba bersih senilai Rp 1,2 triliun pada tahun 2016. Kelesuan ekonomi disinyalir menjadi salah satu faktor yang menekan kinerja keuangan perusahaan.

Memasuki tahun 2016, seiring dengan pulihnya perekonomian domestik, ketiga perusahaan berhasil memutarbalikan kinerjanya. MNCN dan BMTR mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 16,13% dan 160,87%, sementara laba bersih BHIT tercatat sebesar Rp 847,9 miliar.



Namun, kondisinya kembali berbalik pada tahun lalu. Sampai dengan 9 bulan pertama tahun 2017, laba bersih MNCN, BMTR, dan BHIT masing-masing anjlok sebesar 22,21% YoY, 38,57% YoY, dan 52,36% YoY. Padahal, pendapatan tercatat tumbuh positif bagi MNCN dan BHIT yaitu sebesar 2,23% YoY dan 0,96% YoY.

Utang Relatif Tinggi
Hingga akhir kuartal 3 2017, rasio utang terhadap ekuitas (debt-equity ratio/DER) perusahaan tergolong tinggi jika dibandingkan kompetitornya. MNCN misalnya, memiliki DER sebesar 0,55 kali, lebih tinggi dari Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang sebesar 0,23 kali dan PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) 0,33 kali.

Pada periode yang sama, DER BHIT adalah sebesar 2,65 kali, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan PT First Media Tbk (KBLV) yang sama-sama penyedia jasa layanan TV berbayar sebesar 1 kali.
(hps) Next Article Ini Penampakan 5 Emiten yang Sahamnya Liar, Masuk Radar BEI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular