
UOB Indonesia: Suku Bunga Acuan BI akan Naik Akhir Tahun
Monica Wareza, CNBC Indonesia
22 February 2018 14:06

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank UOB Indonesia memprediksi akan ada satu kenaikan suku bungan acuan Bank Indonesia (BI 7-Days Repo Rate) akhir tahun ini. Suku bunga acuan ini diprediksi akan baik 25 basis poin atau naik menjadi 4,5%.
Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai upaya penaikan suku bunga ini merupakan bentuk responsif dari BI untuk mengantisipasi faktor domestik maupun asing yang berdampak pada kestabilan perekonomian Indonesia.
“Kami perkirakan di Desember bukan karena apa-apa, tapi to be fair itu di kuartal keempat. Tapi ya harus dipastikan kan kapan. BI kan harus lebih responsif terhadap faktor eksternal. Kalau memang dibutuhkan mereka akan bertindak,” kata Enrico di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (22/2).
Dia menambahkan penyelenggaraan Pilkada, Asian Games dan pertemuan IMF (International Monetary Fund) pada semester kedua tahun ini berpotensi menyebabkan inflasi. Untuk menyesuaikan inflasi tersebut, BI tepat jika terjadi kenaikan suku bunga di masa tersebut.
Dari sisi global, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang diprediksi hingga empat kali di tahun ini juga dinilai masih akan menunggu waktu hingga semester kedua 2018.
“Di paruh kedua kita liat lagi kemungkinan Amerika (Serikat) menaikkan lebih banyak di awal tahun atau di belakang. Ini kan mereka baru ganti pemimpin kemungkinan nanti diliat recoverynya, kalau bagus dia percepat,” jelas dia.
Meski demikian, Enrico menilai keputusan menaikkan 7 Days Repo Rate ini masih bergantung penuh pada seberapa agresif The Fed untuk menaikkan suku bunganya di tahun ini. “Tapi resikonya dia bisa aja stay kalau Amerika tidak terlalu agresif. Makanya kita baru taro prediksi satu kenaikan,” imbuh dia.
(hps) Next Article UOB: BI Tak Akan Naikkan Suku Bunga Lagi di 2019
Ekonom Bank UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja menilai upaya penaikan suku bunga ini merupakan bentuk responsif dari BI untuk mengantisipasi faktor domestik maupun asing yang berdampak pada kestabilan perekonomian Indonesia.
“Kami perkirakan di Desember bukan karena apa-apa, tapi to be fair itu di kuartal keempat. Tapi ya harus dipastikan kan kapan. BI kan harus lebih responsif terhadap faktor eksternal. Kalau memang dibutuhkan mereka akan bertindak,” kata Enrico di Hotel Shangri La, Jakarta, Kamis (22/2).
Dari sisi global, kenaikan Fed Fund Rate (FFR) yang diprediksi hingga empat kali di tahun ini juga dinilai masih akan menunggu waktu hingga semester kedua 2018.
“Di paruh kedua kita liat lagi kemungkinan Amerika (Serikat) menaikkan lebih banyak di awal tahun atau di belakang. Ini kan mereka baru ganti pemimpin kemungkinan nanti diliat recoverynya, kalau bagus dia percepat,” jelas dia.
Meski demikian, Enrico menilai keputusan menaikkan 7 Days Repo Rate ini masih bergantung penuh pada seberapa agresif The Fed untuk menaikkan suku bunganya di tahun ini. “Tapi resikonya dia bisa aja stay kalau Amerika tidak terlalu agresif. Makanya kita baru taro prediksi satu kenaikan,” imbuh dia.
(hps) Next Article UOB: BI Tak Akan Naikkan Suku Bunga Lagi di 2019
Most Popular