
Harga Batu Bara Menguat, Saat Emas Terkoreksi
Raditya Hanung, CNBC Indonesia
21 February 2018 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle di Bursa ICE kontrak pengiriman Februari 2018 pada hari Selasa (20/1) tercatat mengalami penurunan tipis 0,05% ke US$ 105,25/ton. Sehari sebelumnya, harga batu bara sempat mencatatkan harga tertinggi dalam sebulan, yakni mencapai US$ 105,3/ton.
Secara umum, batu bara masih menunjukkan tren kenaikan dalam dua minggu terakhir. Pada akhir pekan lalu, harga batu bara tercatat US$ 104,7/ton, atau membukukan performa mingguan yang menguat 3,51%.
Penguatan batu bara diyakini masih didorong oleh meningkatnya permintaan global seiring dengan pemulihan ekonomi. Selain itu, kebijakan Cina untuk memangkas produksi batu bara nampaknya masih akan mengerek harga batu bara.
Berdasarkan data dari National Development and Reform Comission (NDRC), China akan mengurangi titik pertambangannya dari 10.800 mejadi 7.000, lantas mereduksi produksi batu nasional hingga 800 juta ton hingga tahun 2020.
Pada penutupan perdagangan kemarin, mayoritas saham memang terkoreksi seiring penurunan tipis harga saham batu bara. Harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melemah tipis 0,08% ke Rp 29.975 per saham, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terkoreksi 2,41% ke Rp 2.430 per saham, dan PT Bumi Resource Tbk (BUMI) turun 1,2% ke Rp 328 per saham.
Namun, sejalan dengan tren kenaikan harga batu bara dalam sepekan terakhir, pada penutupan perdagangan sebelum libur Imlek, harga saham ITMG mampu menguat 6,27%, ADRO naik 6,46%, dan BUMI melonjak 8,67%, dalam seminggu lalu. Saham BUMN nasional di bidang pertambangan batu bara, yakni PT. Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) juga mampu menguat 6,23% sepekan lalu.
Emas Lesu
Mengutip CNBC Internasional, hingga pukul 12.30 WIB hari ini, harga emas tercatat melemah 0,18% ke US$ 1.329/troy ons, dan menyentuh titik terendah dalam seminggu.
Pelemahan emas masih terjadi seiring dengan menguatnya dolar AS. Dollar Index, yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat 0,17%. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah menguat 0,84%.
Hari ini, investor cenderung memegang dolar AS sambil menantikan minutes meeting bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Pasar akan mencermati hasil pertemuan ini, yang diperkirakan semakin memperjelas arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam.
(hps/hps) Next Article Harga Saham Batu Bara Terkoreksi Respons Capping Harga
Secara umum, batu bara masih menunjukkan tren kenaikan dalam dua minggu terakhir. Pada akhir pekan lalu, harga batu bara tercatat US$ 104,7/ton, atau membukukan performa mingguan yang menguat 3,51%.
![]() |
Berdasarkan data dari National Development and Reform Comission (NDRC), China akan mengurangi titik pertambangannya dari 10.800 mejadi 7.000, lantas mereduksi produksi batu nasional hingga 800 juta ton hingga tahun 2020.
Pada penutupan perdagangan kemarin, mayoritas saham memang terkoreksi seiring penurunan tipis harga saham batu bara. Harga saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melemah tipis 0,08% ke Rp 29.975 per saham, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) terkoreksi 2,41% ke Rp 2.430 per saham, dan PT Bumi Resource Tbk (BUMI) turun 1,2% ke Rp 328 per saham.
Namun, sejalan dengan tren kenaikan harga batu bara dalam sepekan terakhir, pada penutupan perdagangan sebelum libur Imlek, harga saham ITMG mampu menguat 6,27%, ADRO naik 6,46%, dan BUMI melonjak 8,67%, dalam seminggu lalu. Saham BUMN nasional di bidang pertambangan batu bara, yakni PT. Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) juga mampu menguat 6,23% sepekan lalu.
Emas Lesu
Mengutip CNBC Internasional, hingga pukul 12.30 WIB hari ini, harga emas tercatat melemah 0,18% ke US$ 1.329/troy ons, dan menyentuh titik terendah dalam seminggu.
![]() |
Pelemahan emas masih terjadi seiring dengan menguatnya dolar AS. Dollar Index, yang menggambarkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, menguat 0,17%. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah menguat 0,84%.
Hari ini, investor cenderung memegang dolar AS sambil menantikan minutes meeting bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Pasar akan mencermati hasil pertemuan ini, yang diperkirakan semakin memperjelas arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps) Next Article Harga Saham Batu Bara Terkoreksi Respons Capping Harga
Most Popular