Limas Indonesia Targetkan Pertumbuhan Pendapatan 10%
Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 February 2018 13:47
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS) menargetkan pertumbuhan pendapatan pada 2018 sebesar 10% dibandingkan pendapatan yang akan diperoleh perusahaan sepanjang 2017. Proyeksi pendapatan tersebut relatif moderat, karena kinerja bisnis perseroan pada 2017 cenderung turung di bandingkan 2016.
Per September 2017, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 134,46 miliar. Jumlah ini turun dari pendapatan di periode yang sama pada 2016 yang mencapai Rp 158,69 miliar.
Inilah yang membuat perseroan menargetkan pertumbuhan moderat karena persaingan ketat di bisnis yang dijalankan perusahaan.
Corporate Secretary Limas Indonesia Makmur Baso Amir mengatakan terus bersaing dengan kompotitornya yang menyediakan jenis data yang sama dengan sistem tidak berbayar sepert yang dikenakan oleh perusahaan.
"Kita kan menghadapi persaingan berat karena banyak perusahaan yang memberikan layanan serupa, dan free, sementara kita bayar," kata Baso di Sequis Center, Jakarta, Senin (19/2).
Untuk itu, perusahaan akan berfokus untuk mengembangkan platform layanan jasanya, yang sebelumnya hanya berbasis website dan saat ini sudah bisa diakses menggunakan versi mobile.
Sementara itu, untuk pendapatan di 2017 yang ditargetkan dapat tumbuh 10% dari akhir 2016, Baso menilai target ini tidak akan tercapai. Salah satu faktornya adalah kurangnya pemasukan dari anak usaha perusahaan yang menyediakan hardware dan software untuk industri pertambangan minyak dan pembangkit tenaga listrik.
"Ada 2 bisnisnya hardware dan softaware. Software masih naik, tapi hardware turun. Karena target psar perus di bidang eksplorasi perminyakan. Hardware kan biasa baru sampe 4 tahun baru beli baru lagi. Kalau software ada istilahnya layanan maintain itu ada jasa, yang recurring (income)," jelas dia.
(hps) Next Article Antam Rombak 3 Direksi & 2 Komisaris, Siapa Saja Mereka?
Per September 2017, perusahaan mengantongi pendapatan sebesar Rp 134,46 miliar. Jumlah ini turun dari pendapatan di periode yang sama pada 2016 yang mencapai Rp 158,69 miliar.
Inilah yang membuat perseroan menargetkan pertumbuhan moderat karena persaingan ketat di bisnis yang dijalankan perusahaan.
"Kita kan menghadapi persaingan berat karena banyak perusahaan yang memberikan layanan serupa, dan free, sementara kita bayar," kata Baso di Sequis Center, Jakarta, Senin (19/2).
Untuk itu, perusahaan akan berfokus untuk mengembangkan platform layanan jasanya, yang sebelumnya hanya berbasis website dan saat ini sudah bisa diakses menggunakan versi mobile.
Sementara itu, untuk pendapatan di 2017 yang ditargetkan dapat tumbuh 10% dari akhir 2016, Baso menilai target ini tidak akan tercapai. Salah satu faktornya adalah kurangnya pemasukan dari anak usaha perusahaan yang menyediakan hardware dan software untuk industri pertambangan minyak dan pembangkit tenaga listrik.
"Ada 2 bisnisnya hardware dan softaware. Software masih naik, tapi hardware turun. Karena target psar perus di bidang eksplorasi perminyakan. Hardware kan biasa baru sampe 4 tahun baru beli baru lagi. Kalau software ada istilahnya layanan maintain itu ada jasa, yang recurring (income)," jelas dia.
(hps) Next Article Antam Rombak 3 Direksi & 2 Komisaris, Siapa Saja Mereka?
Most Popular