BI Masih Netral, Waspadai Gejolak Ekonomi Global

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
16 February 2018 09:23
Bank Indonesia (BI) kembali mempertahannkan BI-7 Days Reverse Repo Rate di level 4,25%. Stance moneter netral.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) kembali mempertahannkan BI-7 Days Reverse Repo Rate di level 4,25%. Stance moneter netral sejalan dengan upaya menjaga stabilitas makroekonomi serta mendukung pemulihan ekonomi domestik.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, sejak mentransformasikan BI Rate menjadi BI-7 Day Repo Rate pada April 2016 lalu, tingkat suku bunga acuan BI telah diturunkan sebanyak 1,25%. Terakhir kali BI melonggarkan kebijakan moneternya, yakni pada September 2017.

Setelah itu, terhitung sampai Februari 2018, seluruh anggota Dewan Gubernur BI sepakat untuk kembali mempertahankan tingkat suku bunga acuan tetap di level 4,25%. BI memandang, pelonggaran moneter yang sebelumnya ditempuh telah memadai dan terus mendukung momentum ekonomi domestik.

Apalagi, masih ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai yang bersumber dari eksternal, seperti ekspektasi kenaikan Fed Fund Rate yang bisa lebih dari 3 kali, peningkatan harga minyak, sampai dengan konsolidasi korporasi dan intermediasi perbankan yang belum kuat.

Gubernur BI Agus Martowardjo menegaskan, stance kebijakan moneter BI ke depan tetap netral, dengan tetap mempertimbangkan berbagai risiko. Meski demikian, BI tetap membukan peluang untuk melonggarkan kebijakan makroprudensialnya.

Meski demikian, harus diakui bahwa transmisi bauran kebijakan moneter maupun makroprudensial BI terhadap penurunan suku bunga kredit belum berjalan optimal. Sepanjang 2017,  suku bunga deposito dan kredit hanya turun masing-masing 65 basis poin dan 74 basis poin.

Kondisi tersebut tercermin permintaan kredit yang belum menggeliat, serta perilaku bank yang masih selektif memberikan kredit baru. Pertumbuhan kredit selama 2017, tercatat hanya tumbuh single digit atau 8,2% secara year on year (yoy).

Namun, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini, upaya BI memperlonggar bauran kebijakan makroprudensialnya masih mampu berdampak terhadap penurunan suku bunga kredit. Menurut dia, masih ada ruang bagi perbankan menurunkan suku bunga kredit.

Berikut poin-poin penting dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang berlangsung selama 14-15 Februari 2018 :
  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di rentang 5,1-5,5% pada 2018
  • Defisit transaksi berjalan diperkirakan terkendali terbatas dalam batas aman, meskipun meningkat dari 1,7% dari PDB pada 2017, menjadi di rentang 2-2,5% dari PDB.
  • Inflasi 2018 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi yakni 3,5 plus minus 1%.



(dru) Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular