Pasar Saham Asia Menguat, Dapat Angin Segar dari Wall Street

Houtmand P Saragih & Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
13 February 2018 08:33
Pekan ini, dalam dua hari berturut pasar saham mulai reda dari tren volatile yang terjadi pada pekan lalu.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa utama Asia Pasifik pada perdagangan pagi hari ini dibuka diteritori positif setelah bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, pada awal pekan berhasil menguat. Pekan ini, dalam dua hari berturut pasar saham mulai reda dari tren volatile yang terjadi pada pekan lalu.

Indeks Nikkei dibuka menguat 0,96% yang ditopang oleh penguatan saham-saham dari sektor finansial. Sementara saham produsen otomotif terbesar Jepang, Toyota, harganya terkoreksi 0,39%. Tetapi, blue chips lainnya, seperti Fanuc Manufacturing naik 1,48% dan Fast Retailing naik 0,65%.

Bursa saham Korea Selatan juga menguat, dimana indeks Kospi naik 0,68% pada saat pembukaan perdagangan. Saham Samsung naik 2,06% dan saham SK Hynix naik 2,68%. Sementara saham-saham manufakturing, seperti Posco, terkoreksi 0,96% dan Hyundai Steel turun 0,38%.

Bursa saham Australia naik 0,21% setelah menyimak laporan keuangan sejumlah perusahaan. Sektor industri dasar, energi dan keuangan naik tipis pada perdagangan pagi hari ini.

Dari Wall Street, penguatan signifikan kembali terjadi. Dow Jones menguat 1,7% ke 24.601,27, S&P 500 naik 1,39% ke 2.656, dan Nasdaq bertambah 1,56% menjadi 6.981,96.

 
Penguatan hari ini melanjutkan kenaikan yang terjadi akhir pekan lalu. Setelah terkoreksi dalam, harga aset di Wall Street menjadi lebih murah sehingga memicu aksi borong.
 
Selain itu, sepertinya pelaku pasar sudah menyadari bahwa secara fundamental perekonomian Negeri Paman Sam justru sedang kuat-kuatnya. Kinerja emiten juga meyakinkan, apalagi didukung oleh pemotongan tarif pajak. Oleh karena itu, sebenarnya kepanikan pasar yang terjadi pekan lalu hanyalah sentimen psikologis semata yang sifatnya sementara.
 
Investor AS juga bereaksi positif atas proposal anggaran negara yang diajukan Presiden Donald Trump. Total belanja dalam anggaran negara ini mencapai US$ 4,4 triliun (Rp 59.400 triliun) dengan anggaran infrastruktur mencapai US$ 200 miliar (Rp 2.700 triliun).
 
Untuk perdagangan hari ini, penguatan Wall Street bisa menjadi energi bagi bursa Asia. Bahkan investor boleh saja berharap kenaikan hari ini lebih dari kemarin, karena cuacanya sedang mendukung.

Data ekonomi yang akan dirilis di kawasan asia hari ini adalah, pertumbuhan ekonomi Taiwan pada kuartal-IV 2017.
(hps/hps) Next Article Bursa Asia Mixed, Hang Seng - Shang Hai Kompak Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular