Alokasi Pencadangan Turun Jadi Pendongkrak Laba Bersih BMRI

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 February 2018 13:37
Hal tersebut tampak dari laporan keuangan perseroan yang dirilis perseroan hari ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia – Peningkatan laba bersih PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) selama 2017 sebesar 46,6% menjadi Rp 21,4 triliun dari RP 14,6 triliun 2016 ditopang oleh kemampuan perusahaan memotong kredit bermasalah. Hal tersebut tampak dari laporan keuangan perseroan yang dirilis perseroan hari ini.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penurunan alokasi pencadangan merupakan faktor utama dari peningkatan performa keuangan perusahaan. Nilai pencadangan yang tercatat hanya sebesar Rp 15,6 triliun pada tahun 2017, turun hingga 59,6% dari capaian tahun 2016 yang mencapai Rp 24,9 triliun.

Penurunan nilai pencadangan tersebut tidak lepas dari berkurangnya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) ke level 3,46%, dari yang sebelumnya mencapai 4% pada tahun 2016. Seperti diketahui, Bank Mandiri merupakan salah satu bank yang terkena imbas paling parah dari kejatuhan harga komoditas, seiring naiknya porsi kredit bermasalah dari sektor tersebut.

Sepanjang 2016, kredit bermasalah (kredit dengan kolektablitias kurang lancar, diragukan, dan macet) dari sektor pertambangan mencapai Rp 2,1 triliun, naik lebih dari 2 kali lipat dari tahun 2015 yang hanya sebesar Rp 659 miliar.

Memasuki tahun 2017, bangkitnya harga komoditas pertambangan telah mendorong turun nilai kredit bermasalah dari sektor ini. Per akhir 2017, nilainya melandai hingga 23,8% menjadi hanya Rp 1,6 triliun.

Sampai dengan berita ini diturunkan, saham BMRI ditransaksikan melemah 0,91% ke level Rp 8.150/unit.
(hps) Next Article Masih Punya Ruang Salurkan Kredit, Mandiri Bidik Sektor Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular