Tiga BUMN Ini Siap Cari Dana dari Pasar Modal

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
29 January 2018 19:33
Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan ada tiga perusahaan yang berencana menerbitkan surat utang (obligasi).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan ada tiga perusahaan yang berencana menerbitkan surat utang (obligasi). Ketiga perusahaan itu antara lain PT Barata Indonesia (Persero), PT Pindad (Persero), dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA).

Demikian disampaikan Deputi Bidang usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno usai Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VI dan perwakilan PT Inalum, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

"Yang ada di-pipeline itu yang besar-besar ya. Ada Barata, Pindad, dan PTBA sementara itu sih yang ada di pipeline," jelas Fajar, Senin (29/1/2018).

Fajar mengungkapkan surat utang yang akan diterbitkan bisa berbentuk medium term notes (MTN) atau berbentuk obligasi. "Yang penting pinjaman-pinjaman itu di luar perbankan," katanya.

Adapun ia mengatakan jumlah surat utang yang akan diterbitkan oleh ketiga perusahaan plat merah itu tidaklah besar. Fajar mengungkapkan total surat utang yang akan diterbitkan yaitu sebesar Rp 4 triliun-Rp 5 triliun.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin juga menjelaskan kebutuhan perseroan atas pendanaan dari luar tidak terlalu besar. "Kita lihat kesiapan ekuitas kita kalo nggak ya kita cari alternatif pendanaan lain. Kita pasti fund rising, tapi kebutuhannya masih dikaji kita punya cash yang cukup banyak cash kita Rp 5 triliun - Rp 6 triliun," jelas Arviyan.

Selain masih mengkaji jumlah, ia juga menjelaskan pihaknya juga masih mengkaji perihal jenis surat utang apa yang akan diterbitkan sesuai dengan kebutuhan. Kemudian mengenai timeline penerbitan, Arviyan juga mengatakan hal itu tergantung kepada proyek yang akan dijalankan.

"Tergantung timeline proyeknya kalau sudah terbit, tapi proyek belum jalan kan malah jadi cost. Apalagi kan proyek itu belum tentu jalan sesuai target," kata Arviyan

Adapun, penerbitan surat utang oleh Bukit Asam dilakukan untuk membantu pendanaan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan yang dianggarkan sebesar Rp 6,5 triliun pada 2018.

Dana capex tersebut akan digunakan perseroan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sumsel 8, program pengembangan infrastruktur perseroan, dan hilirisasi.
(dru) Next Article Erick Thohir: Fasilitas Kerja BUMN Belum Friendly

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular