BRI Siap Terbitkan Obligasi Senilai Rp 10 Triliun pada 2018

Shuliya Ratanavara, CNBC Indonesia
25 January 2018 15:42
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan penerbitan surat utang ini melajutkan izin penerbitan surat utang perseroan untuk periode.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berencana untuk menerbitkan surat utang bond baru senilai Rp 10 triiun dalam dua tahap. Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan penerbitan surat utang ini melajutkan izin penerbitan surat utang perseroan untuk periode 2016, 2017, dan 2018 dengan total nilai Rp 20 triliun.

“Rupiah bond itu rutin, kita lanjut yang kemarin. Kalau tidak salah untuk tiga tahun total nilainya Rp 20 triliun. Izinnya (penerbitan) kan sudah ada (untuk) sepanjang 2018,” kata Haru di Bursa Efek Indonesia, Kamis (25/01).

Setelah itu, Haru mengatakan perseroan juga akan mengurus perizinan penerbitan surat utang lainnya untuk periode 2018, 2019, 2020 dengan total nilai Rp 12 triliun–Rp 15 triliun.

Untuk tahun ini nilai obligasi yang akan dterbitkan terlebih dulu berkisar antara Rp 3 triliun – Rp 5 triliun pada tahun ini dengan tenor 3 -5 tahun yang merupakan kelanjutan dari PUB 2017. Untuk PUB 2018 nilai penerbitan diperkirakan obligasi diperkirakan sama. 

“Itu yang kita lihat kira-kira feasible untuk diterbitkan, kalau kebanyakan nanti terlalu mahal,” jelasnya

Dana tersebut, kata Haru, akan digunakan perseroan untuk melakukan ekspansi, pembiayaan kredit jangka panjang, dan untuk repayment bond yang akan jatuh tempo.

Selain rencana penerbitan senior Rupiah bonds, Haru juga mengatakan perseroan akan menerbitkan convertible plan untuk recovery plan senilai Rp 500 miliar pada semester I 2018. Ia menjelaskan jumlah penerbitan surat utang ini kecil karena sifatnya kewajiban perseroan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang recovery plan.

Haru menjelaskan jumlah surat utang yang untuk recovery plan ini kecil karena jika melihat CAR perseroan yang mencapai Rp 21 triliun – Rp 22 triliun ini masih cukup. Namun, ia mengatakan perseroan tetap perlu suatu surat berharga yang bisa dikonversi menjadi Tier 2 tanpa terdelusi.

(hps/hps) Next Article Rencana Rp 9 Triliun BRI untuk Aksi Korporasi di 2018

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular