Rencana Rp 9 Triliun BRI untuk Aksi Korporasi di 2018

gita rossiana, CNBC Indonesia
24 January 2018 18:32
T Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan dana Rp 9 triliun untuk melakukan aksi korporasi tahun ini.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan dana Rp 9 triliun untuk melakukan aksi korporasi tahun ini. Menurut rencana, dana tersebut akan digunakan untuk menyuntikkan modal kepada anak usaha dan persiapan apabila ada kesempatan untuk mengakuisisi perusahaan baru.
 
“Kami selalu konservatif kalau menyiapkan dana, jangan sampai di tengah jalan tidak cukup. Anggaran kami siapkan kurang lebih Rp 9 triliun, kalau ada barang bagus kami beli,” ujar Direktur Strategi Bisnis dan Keuangan BRI Haru Koesmahargyo dalam acara Pemaparan Kinerja BRI 2017 di Gedung BRI, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
 
Sampai saat ini, BRI memiliki lima anak usaha yang terdiri dari PT BRI Syariah, PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro), BRI Remittance Company Ltd, PT Asuransi Bringin Jiwa Sejahtera (BRI Life) dan PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Multifinance). Terbaru, BRI pada tahun lalu juga mengakuisisi 35% saham milik PT Bahana Artha Ventura.
 
Dengan adanya dana Rp 9 triliun, perseroan akan mendukung rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) BRI Syariah pada tahun ini. Menurut rencana, BRI akan mengurangi kepemilikan saham di BRI Syariah dari 91% menjadi 66%. Sedangkan sekitar 30% saham yang dikurangi akan dilepas ke pasar.


Haru mengungkapkan, melalui aksi IPO tersebut, BRI optimistis saham BRI syariah akan laku di pasaran. Pasalnya, potensi perbankan syariah masih besar dan tidak banyak bank syariah yang sudah melakukan IPO.
 
“BRI yakin dengan IPO BRI syariah. Saat ini memang sudah ada yang IPO, tapi belum listed di pasar saham, kami inginnya yang listed di pasar saham sehingga sahamnya bisa likuid,” tutur dia.
 
Selanjutnya, BRI juga akan mendukung aksi right issue BRI Agro pada tahun ini. Haru mengungkapkan, pihaknya juga akan mengurangi kepemilikan saham di BRI Agro dari 87% menjadi 75-76%.
 
“BRI tidak menggunakan semua hak sehingga sedikit delusi, namun masih majority,” jelas dia.


Sedangkan terkait rencana pembelian bank baru, menurut Haru tidak bisa dilakukan langsung di bawah BRI. Pasalnya, menurut ketentuan regulator, setiap bank hanya boleh memiliki satu bank umum dan bank syariah. Sebagai alternatifnya, perseroan akan membeli bank baru di bawah BRI Agro.
 
“Sebagai induk kami silahkan kalau BRI Agro mau mengakuisisi bank baru, sepanjang bisa menambah value. Lebih jelasnya, tanyalah ke BRI Agro, karena bukan BRI yang akan beli,” tutur dia.
 
Terakhir, BRI juga berencana memperbesar kepemilikan saham di Bahana Artha Ventura menjadi 65%. Sementara sebelumnya, perseroan baru memiliki 35% kepemilikan saham di perusahaan tersebut.
 
Dengan adanya aksi korporasi tersebut, BRI berharap bisa mendukung kapitalisasi pasar. Pada tahun 2022, BRI menargetkan bisa mencapai kapitalisasi pasar sebesar Rp 700 triliun. Sedangkan data pada Selasa, 23 Januari 2018, kapitalisasi pasar BRI sudah mencapai Rp 483,52 triliun.
 
“Menjelang 2022, kalau tidak ada stock split, masih ada potensi pertumbuhan 50-60% lagi untuk mencapai target Rp 700 triliun,” ungkap dia.


(dru) Next Article BRI Targetkan Porsi Kredit Mikro Naik Jadi 40%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular