Cerita Bakrie Telecom yang Rugi Nyaris Rp 1 Triliun

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
20 January 2018 12:01
Terlepas dari kembali diperdagangkannya beberapa saham-saham grup Bakrie, ada satu yang terus terperangkap.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Terlepas dari kembali diperdagangkannya beberapa saham-saham grup Bakrie, ada satu yang terus terperangkap di harga batas bawah Rp 50/saham, yakni PT Bakrie Telecom (BTEL). Saham ini terakhir kali diperdagangkan pada 7 maret 2013 atau hampir 5 tahun yang lalu.

Sekedar mengingatkan, lini bisnis utama BTEL adalah penyediaan jasa telekomunikasi. Produk BTEL yang paling terkenal pada masanya adalah Esia.

Terhitung sejak 2016, ESIA sudah resmi menutup layanannya. Hal ini sama dengan yang dialami pemain-pemain lain dalam bisnis layanan telekomunikasi berbasis CDMA seperti Flexi, StarOne, dan Hepi.

Merugi Sejak 2011

Pudarnya bisnis CDMA menjadi salah satu hal yang menekan kinerja keuangan BTEL. Terhitung sejak tahun 2011, perusahaan terus mencatatkan rugi dari kegiatan operasionalnya. Besarnya beban keuangan yang di dalamnya termasuk bunga utang lantas semakin menekan kinerja perusahaan.

Pada 9 bulan pertama 2017, rugi operasional tercatat sebesar Rp 643,8 miliar, sementara rugi bersih tercatat sebesar Rp 968,9 miliar.

Diselimuti Kerugian, Bakrie Telecom Mencoba BangkitFoto: Tim Riset CNBC Indonesia


Kini, perusahaan memutuskan untuk mengubah target pasarnya menjadi Business-to-Business (B2B) dari yang sebelumnya Business-to-Consumer (B2C). BTEL pun menawarkan berbagai layanan dan aplikasi yang dipercaya akan memberikan nilai tambah untuk pelanggan korporat.

Mengutip rilis dari keterbukaan publik pada 13 Desember 2017 silam, layanan yang ditawarkan perusahaan diantaranya: infrastruktur IT, sistem email, jasa pemeliharaan (maintenance) kabel fiber optic, layanan contact center, serta fleet management.

Fleet management merupakan layanan yang berfungsi untuk mengelola dan mengawasi armada perusahaan klien seperti mobil, truk, dan kendaraan lainnya.

Dari sisi aplikasi, beberapa yang ditawarkan adalah: E-Commerce apps, Delivery Service Apps, SiMaTa (Social Media Monitoring and Tool Analytics), dan Voucher/Coupon Management. Terakhir, BTEL juga berambisi untuk menjadi penyedia solusi infrastruktur untuk media.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dru) Next Article Nasib Bakrie Telecom & Harga Saham yang "Tidur Panjang"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular