
Harga Komoditas Picu Saham Bakrie Grup Aktif Ditransaksikan
Anthony Kevin & Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 January 2018 17:00

- Kenaikan harga komoditas, khususnya minyak dan batu bara, diperkirakan akan berdampak positif terhadap perusahaan.
- Harga batu bara. Dalam tiga bulan terakhir, harga komoditas ini naik sampai 10,64%.
Pada perdagangan hari ini, tiga saham grup Bakrie memimpin volume transaksi di Bursa Efek Indonesia, yaitu PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dengan volume 1,1 miliar lembar dan tercatat naik 34,04%, PT BUMI Resources Tbk (BUMI) volume transaksi 1,3 miliar lembar dan naik 3,45%, dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan volume transaksi 1,8 miliar saham dan naik 22,22%.
Analis MNC Sekuritas Edwin Sebayang menilai kenaikan harga komoditas, khususnya minyak dan batu bara, diperkirakan akan berdampak positif terhadap perusahaan. Selain itu, Edwin menilai, valuasi saham Bumi Resources murah dibandingkan dengan saham-saham perusahaan tambang batu bara lainnya.
Selain itu, restrukturisasi utang yang dilakukan oleh Bumi Resouces dan Energi Mega Persada menjadi salah satu pertimbangan emiten untuk bertransaksi pada saham ini. Menurut Edwin, penurunan jumlah utang ini akan menurunkan beban bunga dan cicilan pokok perusahaan dan akan memberikan dampak positif pada EBITDA dan kenaikan harga per saham (earning per share/EPS).
Sentimen utama yang mendorong kenaikan harga tiga saham dari grup Bakrie ini adalah kenaikan harga batu bara. Dalam tiga bulan terakhir, harga komoditas ini naik sampai 10,64%.
Belum lama ini BUMI melakukan restrukturisasi utang dengan cara melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue), serta obligasi wajib konversi (OWK). Aksi korporasi ini mengurangi beban utang perusahaan menjadi US$ 1,6 miliar dari sebelumnya sebesar US$ 4,2 miliar.
Adapun ENRG akan melakukan konversi utang senilai US$ 32,87 juta. Langkah ini akan mengurangi utang perusahaan dari sebelumnya sebesar US$ 857,10 juta akan berkurang menjadi US$ 824,23 juta. Sehingga rasio utang terhadap ekuitas perusahaan akan menurun menjadi 2,4 kali dari sebelumnya 3,6 kali.
Sementara BRMS, beberapa waktu lalu mengumumkan akan mencari pendanaan senilai US$350 juta guna mengerjakan konstruksi tambang seng anak usahanya, PT Dairi Prima Mineral. Manajemen mengharapkan tambang tersebut bisa mulai berproduksi pada akhir 2019. Bank asal China disebut-sebut menjadi kreditur yang akan memberikan pembiayaan.
(hps/hps) Next Article Saham Tambang dan Migas Diburu Investor
Most Popular