
Internasional
Melunaknya Korea Utara Ikut Dorong Penguatan Wall Street
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
10 January 2018 06:30

New York, CNBC Indonesia - Indeks-indeks utama Wall Street melanjutkan rally awal tahun dengan kembali mencetak rekor penutupan tertinggi pada hari Selasa (9/1/2018) didukung optimisme investor akan membaiknya laporan keuangan perusahaan tercatat dan menurunnya ketegangan di Semenanjung Korea.
Dow Jones Industrial Average naik 102,8 poin atau 0,41% ke 25.385,8 sementara S&P 500 menguat 3,58 poin atau 0,13% ke level 2.751,29. Nasdaq Composite menguat tipis 6,19 poin atau 0,09% menjadi 7.163,58, dilansir dari Reuters.
S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan rekor penutupan perdagangan tertinggi dalam enam hari berturut-turut. Dow Jones juga mencetak rekor penutupan tertinggi setelah sebelumnya ditutup melemah pada hari Senin.
Beberapa investor memandang dengan optimistis dibukanya kembali dialog pertama dalam dua tahun terakhir antara Korea Utara dan Selatan pada hari Selasa. Pertemuan itu disebut-sebut oleh Amerika Serikat (AS) sebagai langkah baik pertama dalam usaha menyelesaikan krisis senjata nuklir Korea Utara.
Pyongyang sendiri menyatakan tidak akan membicarakan hal-hal terkait senjata yang diarahkan hanya ke wilayah AS dalam pertemuan itu.
“Diplomasi antara Korea Utara dan Selatan mungkin saja dapat menghentikan beberapa jenis aktivitas militer. Apapun yang dapat menurunkan risiko ketegangan di Semenanjung [Korea] akan dilihat sebagai faktor yang menguntungkan oleh investor,” kata Mark Luschini, chief investment strategist pada Janney Montgomery Scott di Philadelphia.
Selain itu, investor juga memperkirakan keuntungan perusahaan-perusahaan S&P 500 akan naik 11,8% di kuartal IV-2017 dibandingkan dengan kenaikan 8% yang dibukukan di periode yang sama tahun 2016, menurut Thomson Reuters I/B/E/S.
“Akan ada beberapa masalah terkait penyesuaian pajak, namun harapan mengenai kondisi ke depan cukup positif dan investor percaya itu,” ujar Bucky Hellwig, senior vice president di BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Sektor keuangan S&P 500 ditutup menguat 0,8% setelah imbal balik obligasi US Treasury dengan tenor 10 tahun menyentuh level tertingginya dalam 10 bulan setelah bank sentral Jepang, Bank of Japan, menyatakan akan menurunkan pembelian obligasi pemerintahnya.
Saham-saham sektor alat berat dan properti yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga melemah 1% pada penutupan perdagangan hari Selasa sementara saham sektor telekomunikasi turun 1,8%.
Sementara investor menaruh harapan terhadap membaiknya perekonomian global dan pemotongan pajak yang akan meningkatkan kinerja keuangan, mereka juga khawatir apakah penurunan pajak akan mendorong inflasi terlalu cepat dan menyebabkan kenaikan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan.
Setelah laporan tenaga kerja yang sedikit membaik di Desember, tanda-tanda kenaikan inflasi diperkirakan akan terlihat dalam laporan indeks harga konsumen yang akan diumumkan hari Jumat. Pada hari yang sama, bank-bank besar AS juga akan mulai mengumumkan laporan keuangan kuartal empatnya.
(prm/prm) Next Article Stimulus US$ 2,3 T dari The Fed Dongrak Wall Street
Dow Jones Industrial Average naik 102,8 poin atau 0,41% ke 25.385,8 sementara S&P 500 menguat 3,58 poin atau 0,13% ke level 2.751,29. Nasdaq Composite menguat tipis 6,19 poin atau 0,09% menjadi 7.163,58, dilansir dari Reuters.
S&P 500 dan Nasdaq mencatatkan rekor penutupan perdagangan tertinggi dalam enam hari berturut-turut. Dow Jones juga mencetak rekor penutupan tertinggi setelah sebelumnya ditutup melemah pada hari Senin.
Pyongyang sendiri menyatakan tidak akan membicarakan hal-hal terkait senjata yang diarahkan hanya ke wilayah AS dalam pertemuan itu.
“Diplomasi antara Korea Utara dan Selatan mungkin saja dapat menghentikan beberapa jenis aktivitas militer. Apapun yang dapat menurunkan risiko ketegangan di Semenanjung [Korea] akan dilihat sebagai faktor yang menguntungkan oleh investor,” kata Mark Luschini, chief investment strategist pada Janney Montgomery Scott di Philadelphia.
Selain itu, investor juga memperkirakan keuntungan perusahaan-perusahaan S&P 500 akan naik 11,8% di kuartal IV-2017 dibandingkan dengan kenaikan 8% yang dibukukan di periode yang sama tahun 2016, menurut Thomson Reuters I/B/E/S.
“Akan ada beberapa masalah terkait penyesuaian pajak, namun harapan mengenai kondisi ke depan cukup positif dan investor percaya itu,” ujar Bucky Hellwig, senior vice president di BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Sektor keuangan S&P 500 ditutup menguat 0,8% setelah imbal balik obligasi US Treasury dengan tenor 10 tahun menyentuh level tertingginya dalam 10 bulan setelah bank sentral Jepang, Bank of Japan, menyatakan akan menurunkan pembelian obligasi pemerintahnya.
Saham-saham sektor alat berat dan properti yang sensitif terhadap kenaikan suku bunga melemah 1% pada penutupan perdagangan hari Selasa sementara saham sektor telekomunikasi turun 1,8%.
Sementara investor menaruh harapan terhadap membaiknya perekonomian global dan pemotongan pajak yang akan meningkatkan kinerja keuangan, mereka juga khawatir apakah penurunan pajak akan mendorong inflasi terlalu cepat dan menyebabkan kenaikan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan.
Setelah laporan tenaga kerja yang sedikit membaik di Desember, tanda-tanda kenaikan inflasi diperkirakan akan terlihat dalam laporan indeks harga konsumen yang akan diumumkan hari Jumat. Pada hari yang sama, bank-bank besar AS juga akan mulai mengumumkan laporan keuangan kuartal empatnya.
(prm/prm) Next Article Stimulus US$ 2,3 T dari The Fed Dongrak Wall Street
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular