Ternyata Ini Alasan Kenapa 'Christmas' Disebut Natal di Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap tanggal 25 Desember, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Natal. Namun, tak banyak orang menyadari mengapa perayaan kelahiran Yesus yang dalam bahasa Inggris disebut Christmas, di Indonesia justru dikenal dengan nama "Natal"?
Kata "Natal" sendiri tidak lahir dari tradisi Nusantara. Kata ini berasal dari Portugis yang berakar dari bahasa Latin, yakni Dies Natalis atau Hari Lahir yang merujuk pada kelahiran Yesus. Kata ini populer di kalangan masyarakat Nusantara tak terlepas dari kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia.
Dikutip dari buku Sedjarah Geredja di Indonesia (1966), pada abad ke-16 Masehi, Portugis datang pertama kali ke Nusantara dengan mengusung misi 3G, yakni Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan Gospel (agama). Khusus tujuan terakhir, Portugis menyebarkan agama Kristen Katolik. Ketika penyebaran ini terjadi dan terbentuk komunitas Kristen, masyarakat kemudian mengenal kata Natal untuk merayakan Hari Lahir Yesus.
Sejak saat itu, kata Natal identik dengan perayaan di tiap 25 Desember di Indonesia. Lalu, terkait Christmas, kata ini memang dipakai oleh negara-negara Barat secara luas dan diadopsi di beberapa bahasa, termasuk bahasa Belanda. Menurut situs Britannica, dalam bahasa Belanda, perayaan ini dikenal sebagai Kerstmis, yang berasal dari kata Christmas dan bermakna "Misa Kristus".
Ketika pengaruh Belanda kian meluas melalui kolonialisme di Nusantara, pemerintah kolonial tidak banyak mengatur atau memaksakan penggunaan kosakata tertentu. Sikap ini sejalan dengan kebijakan politik Belanda yang cenderung berfokus pada kepentingan ekonomi tanpa keinginan merombak kebudayaan dan kebiasaan lokal yang sudah ada.
Akibatnya, istilah "Natal" yang telah lebih dulu dikenal lewat pengaruh Portugis tetap digunakan dan justru semakin menguat, terutama setelah masuk ke dalam administrasi, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat. Saat bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa nasional, istilah "Natal" pun terserap secara resmi dan menjadi bagian dari kosakata baku yang digunakan hingga kini.
Namun, baik menggunakan istilah "Natal" maupun Christmas, esensi perayaan ini tetap sama, yakni menghadirkan kehangatan dan kebahagiaan bagi semua dengan sukacita yang terus mengalir dan menyentuh seluruh umat manusia.
Selamat Natal dan Tahun Baru 2026!
(mfa/mfa)[Gambas:Video CNBC]