Jenis Makanan yang Picu Stress dan Depresi, Sudah Terbukti

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Selasa, 23/12/2025 14:05 WIB
Foto: Ilustrasi. (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pola makan yang baik sangat berperan dalam menjaga kesehatan mental.Mengonsumsi makanan sehat dan seimbang dapat membantu seseorang berpikir jernih dan tetap fokus. Hal ini juga dapat meningkatkan konsentrasi dan tingkat kewaspadaan.

Sebaliknya, pola makan yang buruk dapat memperburuk stres dan depresi. Salah satu masalah utama adalah ketergantungan pada makanan olahan, yang tinggi tepung dan gula.

Makanan olahan seringkali membuat ketagihan dan merangsang pusat kesenangan di otak. Untuk menghentikan keinginan akan makanan tidak sehat, Anda perlu berhenti memakannya.


Jenis Makanan yang Picu Stres dan Depresi

Para peneliti menemukan banyak bukti bahwa adanya hubungan antara usus dan otak manusia.

Usus dan otak kita dihubungkan oleh saraf vagus, yang memungkinkan keduanya untuk berkomunikasi. Usus dapat memengaruhi emosi, dan otak dapat memengaruhi jenis bakteri di usus.

Asosiasi Psikologi Amerika mengatakan bahwa bakteri usus menghasilkan neurokimia yang membantu mengatur suasana hati dan proses mental lainnya. Sekitar 95% serotonin tubuh, penstabil suasana hati, diproduksi oleh bakteri usus. Stres dapat mengurangi jumlah bakteri usus yang bermanfaat.

Gula dan makanan olahan dapat menyebabkan peradangan di tubuh dan otak, yang dapat berkontribusi pada gangguan suasana hati seperti kecemasan dan depresi. Ketika seseorang mengalami stres atau merasa sedih, maka secara tidak sadar sering mengonsumsi makanan ini untuk mendapatkan dorongan energi cepat.

Asosiasi Dietetik Amerika mengatakan bahwa orang cenderung makan terlalu banyak atau terlalu sedikit ketika mereka stres atau depresi. Makan terlalu banyak dapat membuat kita merasa lesu dan menyebabkan penambahan berat badan, sementara makan terlalu sedikit dapat membuat kita kelelahan. Kedua kebiasaan ini sulit dihentikan dan memperburuk keadaan. Tapi ada harapan!

Untuk meningkatkan kesehatan mental, fokuslah pada mengonsumsi banyak buah dan sayuran, serta makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 seperti salmon. Sayuran berdaun hijau gelap sangat baik untuk otak Anda. Kacang-kacangan, biji-bijian, dan polong-polongan seperti buncis dan lentil juga merupakan makanan yang baik untuk otak.

Makanan untuk Otak

Otak dan sistem saraf kita membutuhkan nutrisi yang baik untuk membangun protein, sel, dan jaringan baru. Agar berfungsi dengan baik, tubuh kita membutuhkan berbagai karbohidrat, protein, dan mineral.

Ahli gizi menyarankan untuk mengonsumsi berbagai macam makanan untuk mendapatkan semua nutrisi yang mendukung fungsi mental.

Berikut adalah tiga makanan utama untuk diet mental yang sehat:

  1. Karbohidrat kompleks: Makanan seperti beras merah dan sayuran bertepung memberikan energi. Quinoa, millet, bit, dan ubi jalar memiliki lebih banyak nutrisi dan membuat Anda kenyang lebih lama daripada camilan manis.
  2. Protein tanpa lemak: Ini memberi Anda energi dan membantu tubuh Anda berpikir dan bereaksi dengan cepat. Sumber yang baik termasuk ayam, daging, ikan, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  3. Asam lemak: Penting untuk fungsi otak dan sistem saraf. Anda dapat menemukannya dalam ikan, daging, telur, kacang-kacangan, dan biji rami.

(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Lesu, Bisnis Kecantikan Bersaing Rebut Hati Pelanggan