Pemerintah Kasih Kerjaan untuk Lulusan Luar Negeri yang Pulang Kampung
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China berjanji memberikan dukungan tambahan bagi mahasiswa lulusan luar negeri yang kembali ke dalam negeri, seiring lonjakan jumlah returnee dalam beberapa tahun terakhir. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Beijing menarik talenta global dan memperkuat daya saing ekonomi nasional.
Kementerian Pendidikan China meluncurkan platform layanan nasional untuk membantu mahasiswa lulusan luar negeri mendapatkan pekerjaan dan memulai usaha. Platform ini dikembangkan bekerja sama dengan sekitar 50 organisasi, yang akan menyediakan mentor kewirausahaan serta menjembatani para returnee dengan kebutuhan pemerintah daerah dan perusahaan.
Wakil Presiden lembaga pemikir Centre for China and Globalisation, Zheng Jinlian memprediksi jumlah mahasiswa yang kembali akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan, sebab peningkatan tahun lalu merupakan bagian dari tren yang terus meningkat.
"Mahasiswa lulusan luar negeri mendorong inovasi dan kewirausahaan. Mereka memainkan peran penting di berbagai sektor dan dalam pengembangan sumber daya manusia," kata Zheng Jinlian, dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Kamis (18/12/2025).
Kementerian Pendidikan China menyebut sejumlah sektor strategis, termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan material baru, sebagai bidang yang membutuhkan talenta lulusan luar negeri. Inisiatif terbaru ini diumumkan dalam acara peringatan 30 tahun program "Chunhui" di Shanghai, sebuah program pemerintah yang sejak lama mendorong mahasiswa China di luar negeri untuk berkontribusi pada pembangunan nasional.
Direktur Chinese Service Centre for Scholarly Exchange di bawah Kementerian Pendidikan, Wang Daquan bilang, banyak mahasiswa China yang belajar di luar negeri memiliki keinginan kuat untuk kembali.
"Mereka memiliki keinginan yang sangat besar untuk pulang dan bekerja atau berwirausaha di China, tetapi kurang memahami kondisi lapangan kerja dan ekosistem kewirausahaan di dalam negeri, sehingga terjadi asimetri informasi," ujar Wang kepada CCTV.
Data Kementerian Pendidikan menunjukkan, sekitar 495.000 mahasiswa kembali ke China setelah menyelesaikan studi di luar negeri sepanjang 2024. Angka ini melonjak 19,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, dari 7,43 juta mahasiswa China yang menempuh pendidikan di luar negeri sepanjang 1978-2024, sebanyak 6,44 juta orang telah kembali ke dalam negeri. Zheng memperkirakan tren ini masih akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan. Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi domestik China sedang menghadapi tantangan, peluang kerja di dalam negeri tetap relatif lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain.
"Negara-negara seperti Amerika Serikat juga memperketat kebijakan visa, sehingga semakin sulit bagi mahasiswa internasional untuk mendapatkan pekerjaan," ujarnya.
Kebutuhan China akan talenta unggul kian mendesak seiring dorongan Beijing untuk mempercepat kemandirian teknologi. Isu penguatan pendidikan, sains, teknologi, dan talenta juga menjadi agenda utama dalam rancangan rencana lima tahunan berikutnya.
Dalam konferensi kerja ekonomi pusat yang digelar pekan lalu, para pemimpin China berjanji akan merumuskan rencana terintegrasi untuk memajukan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengembangan talenta. Mahasiswa lulusan luar negeri yang kembali ke China disebut masih memegang peran strategis.
Hingga 2023, lebih dari 70% pimpinan proyek nasional utama, rektor universitas, serta sebagian besar direktur rumah sakit kelas atas di China merupakan mantan mahasiswa luar negeri yang pulang ke tanah air, menurut Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China.
[Gambas:Video CNBC]