MARKET DATA

Fenomena Gray Divorce Meningkat di Seluruh Dunia, Apa Maksudnya?

Tim Redaksi,  CNBC Indonesia
16 December 2025 12:50
Ilustrasi perceraian. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi perceraian. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perceraian di usia senja menunjukkan tren yang meningkat. Terbaru, Ridwan Kamil digugat cerai oleh istrinya, Atalia, setelah menikah selama 29 tahun. Kondisi ini disebut dengan gray divorce. 

Gray divorce adalah perceraian di kalangan pasangan di usia lanjut, biasanya setelah usia 50 tahun dan seringkali setelah melewati pernikahan yang panjang. Gray divorce juga disebut "silver splitting" atau "diamond divorce".

Di seluruh dunia, tren ini tampaknya menunjukkan kenaikan. Sebut saja Bill Gates dan Melinda Gates serta Hugh Jackman dan Debora-Lee Jackman.

Mengutip Very Well Mind, sebuah studi pada 2022 yang meneliti tren historis perceraian di usia lanjut menemukan bahwa angka perceraian di kalangan orang dewasa paruh baya dan lanjut usia meningkat sejak 1970. Pada 1990, ada 8,7% pernikahan di antara orang-orang berusia di atas 50 tahun yang berakhir dengan perceraian. Pada 2019, angka tersebut meningkat menjadi 36%.

Para peneliti juga mencatat bahwa orang berusia di atas 65 tahun adalah satu-satunya kelompok usia dengan angka perceraian yang meningkat. Sebaliknya, angka perceraian di kalangan orang dewasa berusia 20-an dan 30-an justru menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Gray divorce di Indonesia

Di Indonesia, perceraian memang lebih umum terjadi pada usia muda. Namun data menunjukkan perceraian usia lanjut mulai meningkat.

Berdasarkan data Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, sepanjang periode 2020 hingga 2024, angka cerai tertinggi justru berasal dari laki-laki usia 52 tahun ke atas, dengan total mencapai sekitar 202.333 orang. Pada perempuan, meski bukan kelompok tertinggi, angka perceraian usia 50 tahun ke atas juga tergolong signifikan.

Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan RI, dr Imran Pambudi, MPHM, turut menyoroti tren ini. Menurutnya, keputusan gray divorce kerap berkaitan dengan konflik lama yang menumpuk setelah dipendam bertahun-tahun.

"Gray divorce itu seperti bom waktu. Masalahnya sudah ada sejak lama, tetapi baru 'meledak' ketika seseorang memasuki fase refleksi hidup, anak-anak sudah mandiri, atau ketika pasangan menghadapi perubahan besar seperti pensiun atau penurunan kesehatan," beber dr Imran, seperti dikutip dari detikcom Selasa (16/12/2025).

(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 13 Penyebab Utama Perceraian Menurut Studi, No.1 Bukan Selingkuh


Most Popular
Features