Segini Waktu yang Diperlukan Perut Buat Hancurkan Mie Instan

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Minggu, 14/12/2025 11:30 WIB
Foto: Ilustrasi Mie Instan /Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Mi instan menjadi makanan populer dan kerap jadi 'penyelamat' ketika lapar melanda. Namun ternyata, mi instan termasuk kategori ultra processed food (UPF) yang tidak disarankan dikonsumsi berlebihan, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan serat, protein, dan nutrisi lain yang lengkap.

Spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi, hepatologi (KGEH), Aru Ariadno, menjelaskan konsumsi mi instan terlalu sering dapat berdampak pada berbagai gangguan kesehatan.


"Masalah yang paling sering muncul seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, hingga gangguan fungsi ginjal," ujarnya dikutip dari detikcom Minggu (14/12/2025).

Menurut dia, hal ini terutama disebabkan oleh kandungan natrium (garam) yang tinggi, lemak jenuh, serta kalori yang besar, sementara nutrisi esensial seperti serat, vitamin, mineral, dan protein justru sangat rendah.

Meski terlihat sama seperti mi pada umumnya, proses pencernaan mi instan ternyata berbeda. Mi instan membutuhkan waktu lebih lama untuk hancur di dalam sistem pencernaan dibandingkan mi segar atau mi basah.

Mi instan dapat bertahan sekitar 3 hingga 5 jam di dalam lambung sebelum benar-benar diproses ke tahap berikutnya. Pada sebagian orang, keseluruhan proses pencernaan mi instan bahkan disebutnya bisa berlangsung hingga 1 sampai 2 hari sebelum benar-benar keluar dari tubuh.

Proses yang lebih lama ini disebabkan tekstur mi instan lebih padat, kadar minyak dari proses penggorengan, dan bahan tambahan yang membuatnya lebih sulit dicerna. Sebaliknya, mi segar atau mi yang dibuat tanpa pengawet biasanya lebih mudah hancur dan lebih cepat melewati saluran cerna.

Faktor yang membuat mi instan membutuhkan waktu lebih panjang untuk dicerna

1. Proses Penggorengan dan Tingginya Lemak

Mayoritas mi instan digoreng sebelum dikemas. Lemak jenuh dari proses ini memperlambat pergerakan makanan di lambung (gastric emptying).

2. Pengawet dan Bahan Tambahan

Walau mi instan aman dikonsumsi sesuai batas regulasi, bahan tambahan seperti stabilizer dan emulsifier membuat teksturnya lebih keras dan tidak mudah terurai.

3. Rendah Serat

Tidak adanya serat memperlambat kerja usus dan membuat makanan lebih lama berada di saluran cerna.

Dampak Jika Sering Mengonsumsi Mi Instan

-Risiko hipertensi meningkat karena kandungan garam sangat tinggi.

-Lonjakan gula darah lebih mudah terjadi.

-Gangguan pencernaan seperti perut kembung, begah, konstipasi, atau refluks.

-Meningkatkan risiko penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes.

-Beban ginjal meningkat akibat natrium berlebih.

-Asupan gizi tidak seimbang, karena mi instan tidak menyediakan nutrisi lengkap.

Rekomendasi Dokter untuk Mengonsumsi Mi Instan

-Tambahkan sayur (bayam, wortel, sawi, brokoli).

-Masukkan protein (telur, ayam, tahu, tempe).

-Kurangi penggunaan bumbu terutama minyak dan bubuk perisa.

-Batasi konsumsi 1-2 kali per minggu.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Klinik Kecantikan Lokal Saingi Tren Kecantikan Korea