10 Negara yang Paling tidak Bahagia di Dunia, Indonesia tidak ada

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Jumat, 12/12/2025 10:22 WIB
Foto: Ilustrasi bendera Afghanistan. (AP Photo/Alberto Pezzali)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebahagiaan ternyata bisa diukur. Setiap tahun, World Happiness Report memetakan tingkat kesejahteraan masyarakat dunia berdasarkan sejumlah indikator, mulai dari dukungan sosial, stabilitas ekonomi, harapan hidup, kebebasan individu, tingkat korupsi, hingga kualitas hidup secara keseluruhan.


Jika negara-negara di peringkat atas sering dipuji karena sistem sosial yang kuat dan standar hidup tinggi, daftar terbawah menunjukkan di mana tantangan kemanusiaan paling berat masih terjadi. Negara-negara dengan skor kebahagiaan terendah umumnya menghadapi kombinasi konflik berkepanjangan, instabilitas ekonomi, krisis politik, lemahnya institusi, serta keterbatasan akses terhadap layanan dasar.

Berikut 10 negara paling tidak bahagia di dunia berdasarkan laporan tersebut, melansir dari India Times, Jumat (12/12/2025):

1. Afghanistan
Afghanistan kembali menempati posisi terbawah sebagai negara paling tidak bahagia di dunia. Ketidakstabilan politik yang berkepanjangan, pembatasan kebebasan, terutama bagi perempuan dan anak perempuan serta tingginya pengangguran menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Banyak wilayah masih menghadapi krisis pangan, akses layanan kesehatan yang terbatas, serta memburuknya layanan publik.

2. Sierra Leone
Meski telah mencatat kemajuan sejak berakhirnya perang saudara, Sierra Leone masih dibayangi kemiskinan luas dan tingkat pengangguran tinggi. Sistem kesehatan publik tergolong rapuh, sementara banyak komunitas belum memiliki akses yang layak terhadap air bersih, listrik, dan layanan medis.

Infrastruktur yang lemah dan korupsi sistemik turut menekan tingkat kesejahteraan.

3. Lebanon
Lebanon tengah mengalami salah satu krisis ekonomi terparah dalam sejarah modern. Hiperinflasi, nilai mata uang yang nyaris tak bernilai, kebuntuan politik berkepanjangan, serta kelangkaan obat-obatan, listrik, dan bahan bakar telah menurunkan kualitas hidup secara drastis.

Layanan dasar tidak stabil, sementara kepercayaan publik terhadap negara terus merosot.

4. Malawi
Malawi tetap menjadi salah satu negara termiskin di dunia dengan mayoritas penduduk bergantung pada sektor pertanian. Kekeringan, pola hujan yang tidak menentu, serta guncangan akibat perubahan iklim kerap mengganggu pasokan pangan.

Terbatasnya akses pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja membuat tingkat kepuasan hidup tetap rendah.

5. Zimbabwe
Zimbabwe masih bergulat dengan inflasi tinggi, ketidakstabilan mata uang, dan pengangguran yang meluas. Kelangkaan kebutuhan pokok, mulai dari obat-obatan hingga barang sehari-hari, menjadi persoalan rutin.

Ketegangan politik, rendahnya kepercayaan pada institusi negara, dan minimnya layanan publik yang andal memperburuk kondisi sosial.

6. Botswana
Meski kerap dianggap lebih stabil dibanding negara tetangganya, Botswana tetap masuk dalam daftar negara paling tidak bahagia. Salah satu penyebab utamanya adalah ketimpangan ekonomi yang melebar.

Industri berlian memang mendorong pertumbuhan ekonomi, namun manfaatnya tidak merata. Pengangguran pemuda tinggi, sementara wilayah pedesaan menghadapi keterbatasan peluang.

7. Republik Demokratik Kongo
Peringkat rendah Republik Demokratik Kongo tidak lepas dari konflik berkepanjangan, instabilitas politik, dan kemiskinan masif. Jutaan orang mengalami pengungsian, sementara banyak daerah kekurangan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih.

Padahal, negara ini kaya sumber daya alam, namun korupsi dan tata kelola yang lemah menghambat pemerataan manfaat ekonomi.

8. Yaman
Konflik yang berkepanjangan telah menyeret Yaman ke salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Sebagian besar penduduk menghadapi kelaparan akut, wabah penyakit berulang, dan runtuhnya infrastruktur vital.

Akses layanan kesehatan sangat terbatas, dan banyak keluarga terpaksa mengungsi. Di sejumlah wilayah, air bersih dan listrik nyaris tidak tersedia.

9. Komoro
Negara kepulauan kecil ini menghadapi keterbatasan peluang ekonomi, ketidakstabilan politik, dan ketergantungan tinggi pada impor. Tingkat pengangguran relatif tinggi, infrastruktur lemah, serta layanan kesehatan yang belum merata. Letak geografis yang terisolasi juga membuat harga barang mahal, dan menekan daya beli masyarakat.

10. Lesotho
Lesotho menghadapi kemiskinan kronis, musim dingin ekstrem, serta minimnya lapangan kerja. Negara ini juga memiliki salah satu tingkat HIV/AIDS tertinggi di dunia.

Banyak keluarga bergantung pada remitansi pekerja dari Afrika Selatan, membuat ekonomi rumah tangga rentan. Akses layanan kesehatan dan pendidikan masih tidak merata, terutama di wilayah pegunungan terpencil.


(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspansi Klinik Kecantikan BUMN, Incar Pasar Kelas Bawah - Atas