Bahaya Tidur dengan Posisi "T-Rex", Bisa Picu Kerusakan Saraf

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Senin, 01/12/2025 07:00 WIB
Foto: Kinga Howard via Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Bangun tidur dengan tangan kesemutan atau bahu kaku sering dianggap hal sepele. Para ahli mengingatkan penyebabnya bisa berasal dari kebiasaan tidur yang salah, terutama posisi yang disebut sebagai posisi "T-Rex".

Posisi ini terjadi ketika seseorang tidur dengan lengan ditekuk dan ditarik dekat ke dada, biasanya tanpa sadar. Banyak orang tertidur dalam keadaan rileks, tetapi menjelang dini hari tubuh mulai mengerut dan menarik tangan ke dalam seolah memeluk diri sendiri.

Spesialis tidur dan penasehat medis Sleepopolis, Dr. Raj Dasgupta mengatakan, posisi ini bukan sekadar kebiasaan, tetapi dapat memicu tekanan berulang pada saraf. Ketika tidur dengan lengan ditekuk dan diselipkan ke dada, kata ia, tekanan mengenai saraf di siku atau pergelangan tangan bisa meningkat.

"Aliran darah bisa terganggu dan menyebabkan kesemutan atau baal. Bila terjadi terus-menerus, bahu juga bisa menjadi kaku dan nyeri," kata ia dikutip dari Huffington Post, Senin (1/12/2025).

Dokter ortopedi Dr. Matthew Bennett menambahkan, tekanan semalaman pada area sempit tempat saraf lewat dapat memicu iritasi serupa carpal tunnel. Semakin sering dilakukan, risiko gangguan saraf jangka panjang semakin besar.



Fisioterapis Kieran Sheridan mengatakan, pasiennya sering mengeluh tangan mati, sulit menggenggam, atau perlu mengibaskan tangan saat bangun tidur agar sensasinya kembali. "Itu sinyal dari tubuh bahwa saraf tidak baik-baik saja," ujarnya.

Dasgupta menekankan, gejala kesemutan setiap malam, mati rasa yang bertahan setelah bangun, hingga kelemahan pada siang hari adalah tanda untuk segera berkonsultasi. Jika diabaikan, gejalanya dapat berkembang menjadi nyeri menembus lengan atau sering menjatuhkan benda karena hilangnya kekuatan genggam.

"Biasanya kondisi ini dapat pulih ketika kita mengubah kebiasaan tidur," ujarnya. "Namun bila tekanan berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, bisa terjadi kerusakan saraf permanen," ujarnya menambahkan.




Mengapa Tubuh Secara Alami Menguncup Seperti T-Rex?

Bagi banyak orang, posisi mengerut terasa menenangkan. Secara naluriah, tubuh seperti sedang melindungi diri. Namun psikolog klinis Judit Merayo Barredo bilang, hal ini juga dapat menandakan sistem saraf yang sedang siaga.

Ia menceritakan seorang pasien dengan insomnia dan kelelahan kronis yang selalu bangun dengan posisi tubuh terlipat, rahang mengencang, dan bahu menunduk. Setelah menjalani terapi dan rutinitas tidur yang lebih tenang, pola tidurnya mulai berubah dan tubuh tidak lagi mengunci diri sepanjang malam.



"Perubahan posisi tidur adalah salah satu tanda bahwa tubuhnya mulai merasa aman," ujar Barredo.

Walau tidak semua orang dengan posisi T-Rex mengalami kecemasan, tubuh memang cenderung mencari posisi aman ketika menghadapi stres, kurang tidur, atau ketegangan harian.

Cara Sederhana Mengubah Kebiasaan Tidur yang Berisiko


Para ahli menyarankan penggunaan alat bantu untuk menghalangi posisi ekstrem. Bennett menyarankan trik mudah dengan membungkus handuk kecil di sekitar siku dan mengikatnya longgar dengan perban elastis. Penghalang lembut ini membuat siku sulit menekuk tajam saat tidur.

Bagi yang mengalami nyeri pergelangan tangan, penggunaan wrist brace juga membantu. Sementara Sheridan menyarankan beberapa cara untuk mencegah lengan mengerut, tergantung posisi tidur.

Untuk yang tidur miring, meletakkan bantal kecil atau handuk terlipat di antara lengan dan dada dapat menjaga posisi tetap netral. Menyandarkan tubuh pada bantal peluk (body pillow) juga membuat tangan tidak tertarik ke dalam.

Sementara bagi yang tidur telentang, posisi terbaik adalah dengan lengan berada di samping tubuh atau di atas bantal kecil di dekat pinggul, bukan diselipkan di bawah kepala atau bantal.

"Menjaga lengan tetap terbuka memperlancar sirkulasi, mengurangi tekanan saraf, dan membantu pemulihan otot," kata Sheridan.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Faberege Egg Berhias Berlian Dilelang, Harga Bisa Rp 433 Miliar