5 Jenis Pekerjaan yang Paling Banyak Penipuan Loker, Waspada!
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mencatatkan posisi yang mengkhawatirkan dalam laporan terbaru soal penipuan lowongan kerja di Asia Pasifik. Dari seluruh upaya job scam di kawasan ini, Indonesia menjadi negara dengan angka tertinggi, bahkan mencapai 38% dari total penipuan Asia Pasifik dan 62% dari penipuan yang terjadi di Asia.
"Kami melihat para penipu ini menjadi semakin canggih dalam menargetkan tiap pasar yang berbeda," ungkap Head of Trust & Safety, SEEK, Tom Rhind dalam keterangan pers yang diterima CNBC Indonesia.
"Mereka menyesuaikan pendekatan mereka untuk setiap pasar, dengan menargetkan jenis pekerjaan dan industri di mana mereka tahu para pencari kerja berada di posisi paling rentan," lanjutnya.
Operations Director Jobstreet by SEEK Indonesia, Willem Najoan menambahkan, temuan SEEK yang mengungkap Indonesia sebagai salah satu sasaran penipuan lowongan pekerjaan ini sangat mengkhawatirkan dan mengkonfirmasi urgensi yang tinggi.
"Kita tidak lagi hanya berbicara soal kerugian finansial, tetapi juga risiko keamanan serius di mana job scam telah berevolusi menjadi pintu masuk kejahatan terorganisir seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang yang menyasar warga Indonesia," kata ia.
Berdasarkan data dari SEEK by Jobstreet, kategori pekerjaan yang paling banyak dipalsukan antara lain:
- Administration & Office Support (39,36%)
- Manufacturing, Transport & Logistics (21,06%)
- Retail & Consumer Products (12,23%)
- Trades & Services (7,98%)
- Hospitality & Tourism (5,74%)
Peran seperti admin e-commerce, admin toko online, data entry, dan staf gudang jadi target favorit. Alasannya sederhana yaitu pekerjaan ini tidak menuntut syarat rumit, banyak dicari, dan sangat diminati generasi muda yang sedang mencari pemasukan cepat.
Modus Paling Marak: Chat WhatsApp, Komisi Kecil, Lalu Minta Deposit
Laporan juga memperlihatkan perubahan pola penipuan. Scammer kini lebih sering menyamar sebagai HR atau perwakilan perusahaan dan menghubungi korban melalui WhatsApp.
Pelaku menawarkan pekerjaan mudah dengan bayaran Rp200-300 ribu per hari dengan tugasnya hanya like/subscribe konten media sosial. Setelah korban merasa percaya karena diberi komisi kecil, barulah muncul permintaan top-up/deposit yang kemudian tidak bisa ditarik kembali.
Metode ini disebut efektif karena menyasar kondisi ekonomi masyarakat yang sedang terdesak, terutama anak muda yang sedang aktif mencari kerja. Dalam periode Juli 2024- Juni 2025, sistem deteksi penipuan menemukan:
- 4,3 juta lowongan dipindai (100% dari seluruh iklan)
- 8% perlu peninjauan manual
- 3.600 perekrut tidak lolos verifikasi
- 650 akun perekrut ditutup
- Hampir 2.800 iklan berisiko tinggi dihapus
(hsy/hsy)