14 Makanan Sehari-Hari yang Mengandung Mikroplastik, Sudah Terbukti
Jakarta, CNBC Indonesia - Riset terbaru menunjukkan mikroplastik sudah merambah ke bahan pangan yang paling umum dikonsumsi masyarakat. Dari gula hingga sayuran, temuan ini menambah panjang daftar kekhawatiran soal paparan plastik yang tidak terlihat namun terus masuk ke tubuh.
Studi tahun 2023 mengungkap garam merah Himalaya memiliki tingkat kontaminasi tertinggi, disusul garam hitam dan garam laut. Penelitian lain pada 2022 juga menunjukkan gula menjadi salah satu jalan paparan penting bagi tubuh terhadap polutan mikro ini.
Mikroplastik merupakan fragmen plastik yang sangat kecil, biasanya berasal dari pakaian sintetis, limbah industri, hingga degradasi sampah plastik di lingkungan. Ketika tertelan, partikel ini dapat menempel di dinding usus, menyebabkan peradangan, serta berpotensi melemahkan sistem imun. Karena sifatnya yang mudah berpindah, mikroplastik kini ditemukan dalam rantai makanan global.
Kantong teh yang sebagian besar terbuat dari plastik juga dapat melepaskan sejumlah besar plastik. Para peneliti di Universitas McGill di Quebec, Kanada menemukan, menyeduh satu kantong teh plastik dapat melepaskan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar partikel nanoplastik ke dalam air.
Selain itu studi dari University of Queensland menemukan, untuk setiap 100 gram (½ cangkir) nasi yang dimakan, seseorang bisa mengonsumsi tiga hingga empat miligram plastik. Jumlahnya meningkat hingga 13 miligram per sajian pada nasi instan.
Air minum dalam kemasan juga turut mengandung mikroplastik. Satu liter air atau setara dua botol ukuran standar mengandung rata-rata 240.000 partikel plastik dari tujuh jenis plastik, termasuk nanoplastik, menurut studi pada Maret 2024.
Mikroplastik juga telah ditemukan di paru-paru manusia, plasenta ibu dan janin, ASI, hingga darah, namun riset terkait dampaknya terhadap fungsi organ masih sangat terbatas. Sebuah studi pada Maret 2024 menemukan orang dengan mikroplastik atau nanoplastik di arteri leher dua kali lebih berisiko mengalami serangan jantung, stroke, atau meninggal karena sebab apa pun dalam tiga tahun ke depan, dibandingkan orang yang tidak memilikinya.
"Semua bahan kimia tersebut digunakan dalam pembuatan plastik, jadi jika plastik masuk ke dalam tubuh kita, bahan kimia tersebut ikut terbawa bersamanya," kata direktur keberlanjutan di Penn State Behrend, Erie, Pennsylvania, Sherri "Sam" Mason.
Studi yang diterbitkan dalam Environmental Research mengamati lebih dari 12 jenis protein yang umum dikonsumsi, seperti daging sapi, udang tepung roti, udang lain, dada ayam, nugget, daging babi, makanan laut, tahu, dan beberapa alternatif daging nabati seperti nugget nabati, remah-remah mirip daging sapi giling, dan stik ikan nabati.
Udang berlapis tepung roti menjadi yang paling tinggi kontaminasinya, dengan lebih dari 300 partikel mikroplastik per sajian. Nugget nabati berada di urutan kedua dengan kurang dari 100 partikel per sajian, disusul nugget ayam, stik ikan pollock, udang White Gulf yang diproses minimal, dan stik mirip ikan nabati.
Protein paling rendah kontaminasinya adalah dada ayam, diikuti daging babi panggang dan tahu. Penelitian lain yang dipublikasikan dalam Environmental Science menemukan 52.050 hingga 233.000 partikel plastik berukuran di bawah 10 mikrometer dalam berbagai buah dan sayuran.
Apel dan wortel menjadi buah dan sayur paling terkontaminasi, dengan lebih dari 100.000 mikroplastik per gram. Partikel terkecil ditemukan pada wortel, sedangkan potongan plastik terbesar terdapat pada selada, salah satu sayur dengan tingkat kontaminasi terendah.
Berbagai studi menemukan mikroplastik pada makanan berikut:
1. Daging ayam
2. Daging sapi
3. Daging babi
4. Nugget
5. Tahu
6. Selada
7. Wortel
8. Lobak
9. Apel
10. Teh celup
11. Garam Himalaya
12. Gula
13. Nasi instan
14. Air minum kemasan
[Gambas:Video CNBC]