Ribuan WNI Jadi Korban Penipuan Lowongan Kerja, Ini Modusnya
Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Di tengah maraknya PHK dan banyak orang kehilangan pekerjaan, ada saja oknum yang memanfaatkan situasi tersebut dengan berbuat kriminal. Mereka menipu dengan modus lowongan kerja.
Lebih parahnya lagi, kejahatan ini kemudian berkembang menjadi sindikat perdagangan orang. Korban tak hanya kehilangan uang, tapi juga dieksploitasi.
Menurut data PBB, sedikitnya 120 ribu orang di Myanmar dan 100 ribu di Kamboja dipaksa bekerja di operasi scam online. Kasus di Asia Tenggara melonjak 4,7 kali lipat dalam setahun, dan kini korban datang dari 66 negara, termasuk ribuan WNI.
National Programme Officer for Human Trafficking and Migrant Smuggling UNODC, Abie Sancaya menjelaskan, teknologi kini memfasilitasi seluruh rantai kejahatan, mulai dari perekrutan, pembujukan, hingga pengendalian korban.
"Melindungi masyarakat menuntut kolaborasi lintas sektor. Ekosistem digital yang aman adalah garda depan pencegahan," ujarnya dalam keterangan pers.
Beberapa pola penipuan yang diidentifikasi meliputi:
1. Tawaran kerja paruh waktu lewat WhatsApp atau Telegram, dengan iming-iming komisi kecil sebelum korban diminta deposit yang tak dikembalikan.
2. Permintaan biaya pelatihan atau peralatan kerja di awal proses rekrutmen.
3. Perpindahan komunikasi ke luar kanal resmi, biasanya diarahkan ke grup chat pribadi.
4. Pengumpulan data pribadi seperti nomor rekening atau identitas resmi di tahap awal.
5. Lowongan kerja di luar negeri berjanji gaji tinggi namun memakai visa turis dan berujung eksploitasi.
UNODC menekankan pentingnya pola perekrutan terstruktur di platform resmi agar tahapan seleksi dan komunikasi bisa diverifikasi serta diaudit. Sistem ini mempersempit ruang gerak penipu yang sering memanfaatkan kanal tak terverifikasi seperti media sosial.
Sebagai bagian dari forum tersebut, Jobstreet by SEEK menegaskan perannya dalam menjaga keamanan digital bagi pencari kerja. Head of Country Marketing Indonesia Jobstreet by SEEK, Sawitri mengatakan, keamanan dan integritas platform menjadi prioritas utama.
"Salah satu modus yang kian marak menjerat korban adalah penipuan lowongan kerja. Karena itu, SEEK menempatkan keamanan platform sebagai prioritas dengan deteksi dini berbasis AI, verifikasi dokumen legal perusahaan, serta edukasi bagi pencari kerja," kata Sawitri.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daftar Pekerjaan yang Paling Aman di Tengah Badai PHK & Ekonomi Sulit