15 Bioskop RI Tiba-Tiba Mau Tutup, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf) Teuku Riefky Harsya mengungkapkan industri bioskop di Indonesia saat ini tengah mengalami pasang surut, meski industri perfilman Indonesia sedang naik daun. Bahkan, Menekraf Teuku mengungkapkan ada sekitar 15 bioskop yang terancam tutup karena dampak dari masyarakat yang mulai beralih menonton film melalui layanan streaming resmi.
"Ada 15 bioskop yang juga mulai tutup, karena mungkin kondisi perekonomian masyarakat saat ini, juga mungkin masyarakat mulai beralih menonton lewat streaming online," kata Teuku dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi VII DPR RI, Kamis lalu dikutip Minggu (9/11/2025).
Hal ini sejalan dengan keluhan pengusaha industri film Indonesia, di mana jumlah keterbatasan jumlah layar di Indonesia menjadi keresahan bagi pengusaha perfilman di Indonesia.
"Ini menjadi keresahan bagi pengusaha perfilman di Indonesia, mulai dari akses ke bioskop, masalah pendanaan, regulasi, pembajakan, itu juga menjadi poin-poin yang menjadi pembahasan antara kami dengan para stakeholder," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Judith Dipodiputro membenarkan adanya 15 bioskop yang akan ditutup, karena alasan peminat masyarakat yang ingin menonton di bioskop mulai berkurang.
"Benar, ada 15 bioskop yang mau tutup. Ya memang dalam semua industri kan pasti ada up and down-nya, tapi ya berharap ini bisa berlalu dengan cepat," kata Judith.
Ia berharap dengan adanya audiensi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) dan Komisi VII DPR RI, industri perfilman dapat pulih kembali dan juga makin tumbuh berkembang.
"Kita berterima kasih dengan adanya rapat kerja ini, permasalahan-permasalahan yang kami hadapi dan juga kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan kami bisa terfasilitasi," terangnya.
Sebelumnya, BPI mengungkapkan ketersediaan dan jumlah layar menjadi salah satu tantangan yang saat ini dihadapi oleh industri perfilman Indonesia.
Rasio layar per 100.000 penduduk di Indonesia sangat rendah yakni mencapai 0,7 per layar, lebih rendah dari Thailand dan Malaysia yang keduanya sudah mencapai 1,7 dan 3,6. Hal ini mencerminkan rendahnya akses dan penetrasi infrastruktur bioskop di Indonesia.
"Dengan jumlah penduduk yang kita miliki, Indonesia seharusnya memiliki sekitar 10.000 layar. Jadi masih ada kekurangan lebih dari 7.000 layar pada saat ini," jelasnya.
Adapun hingga Januari 2024, total bioskop di seluruh Indonesia mencapai 496 lokasi dengan 2.375 unit layar yang tersedia di seluruh Indonesia. Angka ini bertambah 16 lokasi dan 70 layar dibandingkan dengan 2023. Meski begitu, angka ini masih belum memenuhi kebutuhan minimum layar di Indonesia.
(chd/wur)