FOTO Internasional

Pemerintah Longgarkan Aturan Menikah, Bisa di Gunung hingga Klub Malam

Reuters, CNBC Indonesia
Sabtu, 08/11/2025 11:45 WIB

China longgarkan aturan nikah agar warga bisa menikah di mana saja. Jumlah pernikahan naik 18%, tapi ahli menilai dampaknya masih terbatas pada demografi.

1/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

China terus berupaya mendorong warganya untuk menikah di tengah krisis demografi yang membayangi. Sejak Mei 2025, pemerintah memberlakukan kebijakan baru yang memungkinkan pasangan menikah di mana pun di negara itu, tanpa terikat pada kota asal mereka. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah proses pernikahan sekaligus menjadikannya lebih berkesan. (REUTERS/Tingshu Wang)

2/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

Sejumlah pemerintah daerah menyambut kebijakan ini dengan mendirikan kantor pendaftaran di lokasi-lokasi unik, mulai dari tempat wisata hingga stasiun kereta bawah tanah. Di Nanjing, pasangan bisa menggelar upacara bertema Dinasti Ming di Kuil Konfusius. (REUTERS/Tingshu Wang)

3/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

Sementara di Chengdu, pendaftaran dapat dilakukan di Gunung Salju Xiling yang berada di ketinggian lebih dari 3.000 meter. Di Shanghai, bahkan tersedia pilihan untuk menikah di klub malam berkat kerja sama antara Biro Catatan Sipil Distrik Huangpu dan kompleks hiburan INS Park. (REUTERS/Tingshu Wang)

4/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

Di Beijing, pasangan pengacara Wang Jieyi (31) dan pegawai bank Zhan Yongqiang (33) memanfaatkan aturan baru ini untuk menikah di Kuil Huguo Guanyin pada 28 Oktober. “Kuil Guanyin melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan,” kata Wang. Pasangan asal Shandong ini mengaku terbantu karena tidak perlu kembali ke provinsi asal untuk mendaftar. “Prosesnya jadi jauh lebih praktis dan efisien,” ujar Zhan. (REUTERS/Tingshu Wang)

5/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

Kebijakan ini tampaknya mulai membuahkan hasil. Data menunjukkan jumlah pernikahan di China naik 18% dibanding tahun sebelumnya, mencapai 1,73 juta pada kuartal kedua 2025. Kenaikan ini memberikan harapan baru setelah tahun lalu tercatat penurunan tajam hingga 20,5%, dengan hanya 6,1 juta pernikahan—angka terendah dalam sejarah. (REUTERS/Tingshu Wang)

6/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

Namun, sejumlah ahli menilai langkah ini belum cukup untuk membalikkan tren jangka panjang. Asisten Profesor Yun Zhou dari Universitas Michigan mengatakan, pelonggaran batas geografis memang membantu sebagian pasangan yang sudah berniat menikah, tetapi tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap tingkat pernikahan secara nasional. (REUTERS/Tingshu Wang)

7/7 Wang Jieyu, 31, dan Zhan Yongqiang, 33, berpose untuk seorang fotografer dengan surat nikah mereka setelah mereka mendaftar di Kuil Huguo Guanyin, di Beijing, Tiongkok, 28 Oktober 2025. (REUTERS/Tingshu Wang)

Kebijakan baru ini menegaskan upaya pemerintah China untuk mengatasi tantangan demografi, di mana populasi menua dengan cepat dan angka kelahiran terus menurun selama lebih dari satu dekade terakhir. (REUTERS/Tingshu Wang)