
5 Cara Bijak Menghadapi Mertua yang Tidak Menyukai Menantu

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan antara mertua dan menantu kerap menjadi salah satu yang paling menantang dalam kehidupan berumah tangga. Tidak jarang, menantu merasa tidak disukai atau kurang diterima oleh orang tua pasangan.
Menurut First Things First, penulis John Daum menjelaskan bahwa hubungan dengan mertua bersifat unik dan kompleks. Ada beberapa alasannya:
-
Hubungan ini tidak terbentuk secara alami; menantu dan mertua tidak memilih satu sama lain.
-
Pertemuan biasanya terjadi di usia dewasa, tanpa ada sejarah kedekatan sebelumnya.
-
Ada pihak ketiga, yaitu pasangan, yang berperan sebagai jembatan.
-
Hubungan ini otomatis diberi label "penting", meskipun belum ada proses keakraban yang panjang.
Kondisi ini sering membuat kedua belah pihak merasa canggung. "Mereka mungkin sama bingungnya dengan Anda," tulis Daum.
Mengelola Ekspektasi
Menurut Daum, salah satu kunci menghadapi mertua yang tidak menyukai menantu adalah mengendalikan ekspektasi. Ia menyarankan untuk melakukan "mental gymnastics" atau mengingatkan diri sendiri bahwa hubungan mertua memang berbeda dari hubungan lain.
"Fokuslah untuk tetap ramah, sopan, dan diplomatis. Jangan berharap semuanya langsung akrab," ungkapnya.
Prioritaskan Pernikahan
Daum menekankan bahwa pasangan harus selalu mengutamakan pernikahan mereka. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
-
Menantu sebaiknya menghadapi orang tuanya sendiri, begitu juga pasangan menghadapi orang tua mereka.
-
Pasangan perlu menampilkan diri sebagai satu tim.
-
Melindungi pasangan dari ucapan atau perlakuan yang merugikan.
-
Tidak membagikan masalah rumah tangga secara detail kepada orang tua.
-
Membuat keputusan berdasarkan kebutuhan bersama, bukan sekadar menyenangkan orang tua.
Batasan yang Sehat
Selain itu, pasangan juga perlu menetapkan batasan yang jelas. Tujuannya agar privasi rumah tangga tetap terjaga.
"Batasan yang sehat membantu mencegah campur tangan berlebihan, melindungi privasi, serta menghindari rasa bersalah yang sering ditimbulkan pihak ketiga," tulis Daum.
Komunikasi dengan Pasangan
Hal lain yang tak kalah penting adalah komunikasi terbuka. Daum memberikan contoh percakapan yang bisa dilakukan antar pasangan:
-
"Aku merasa begini, apakah aku salah menafsirkan sikap orang tuamu?"
-
"Menurutmu, apa yang bisa aku lakukan agar hubungan lebih baik dengan mereka?"
-
"Situasi ini membuatku tidak nyaman. Bagaimana kalau kita hadapi bersama?"
Menurutnya, percakapan ini bukan untuk menyerang mertua, melainkan untuk mencari solusi bersama.
Sadari Batas Kemampuan
Meski sudah berusaha, Daum mengingatkan bahwa tidak semua mertua akan sepenuhnya menerima menantu. Karena itu, penting bagi pasangan untuk tetap berpikir positif, menjaga martabat, dan fokus pada keharmonisan rumah tangga.
"Jangan biarkan dinamika tiga pihak ini merusak hubungan Anda. Anda dan pasangan memiliki kendali penuh atas bagaimana situasi berkembang," tulisnya.
(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Sebut Rahasia Pernikahan Langgeng Bukan "I Love You" Tapi Ini