Kasus COVID Naik Lagi di Indonesia, Kemenkes Ungkap Penyebabnya

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
15 October 2025 16:23
Ilustrasi Masker (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Masker (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya kenaikan kasus penyakit saluran pernapasan seperti influenza, pneumonia, dan Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, ST, MKM, mengatakan tren ini sejalan dengan pola peningkatan serupa yang juga terjadi di negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

"Memang ada kenaikan kasus yang terkait influenza, pneumonia, maupun Covid-19. Semua penyakit akibat virus-virus pernapasan ini sedang naik," kata Aji saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (15/10/2025).

Data Surveilans Kemenkes menunjukkan, positivity rate influenza naik menjadi 38% pada minggu ke-38 tahun 2025, meningkat dari 34% pada minggu sebelumnya. Subtipe virus yang paling dominan adalah Influenza A (H3), diikuti varian A (H1N1pdm09) dan virus tipe B (Victoria).

Lonjakan ini, kata Aji, disebut masih dalam batas kewajaran, namun perlu diwaspadai karena terjadi bersamaan dengan musim hujan yang meningkatkan kelembapan udara, di mana kondisi ideal bagi virus untuk bertahan lebih lama. Sementara itu, kasus pneumonia juga menunjukkan tren peningkatan sejak awal tahun.

Berdasarkan laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) hingga minggu ke-39 tahun 2025, Jawa Barat mencatat kasus tertinggi mencapai 104.614, diikuti Jawa Tengah (82.874), dan Jawa Timur (73.211).

Kemenkes menjelaskan, peningkatan kasus pada 2025 sebagian disebabkan oleh pola musim hujan dan peningkatan kapasitas pelaporan dari fasilitas kesehatan.

"Secara nasional, kenaikan paling signifikan terjadi pada minggu ke-29 hingga 37, bertepatan dengan masuknya musim penghujan," kata Aji mengutip analisa Kemenkes.

Untuk Covid-19, data Kemenkes mencatat total 425 kasus konfirmasi pada minggu ke-40 tahun 2025 tanpa penambahan kematian. Empat provinsi dengan kasus terbanyak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Secara kumulatif sejak 2020 hingga 2025, Indonesia mencatat 6,83 juta kasus dengan 162.066 kematian, dan case fatality rate (CFR) 2,37%.

Aji menegaskan, meski kasus flu dan pneumonia meningkat, belum ada indikasi perlunya penutupan sekolah seperti yang dilakukan di Malaysia. Ia menilai pemerintah terus memonitor dan mengamati perkembangan yang terjadi, dan tentu kewaspadaan juga harus dikedepankan.

"Kondisi masih normal. Tidak ada lonjakan signifikan di rumah sakit atau laporan luar biasa (KLB). Banyak kasus terjadi pada kelompok rentan seperti anak-anak dan balita," ujarnya.

Kemenkes mendorong masyarakat untuk memperkuat imunitas sebagai langkah pencegahan utama. "Kalau host-nya kuat, virus masuk pun tidak akan menyebabkan infeksi. Jadi penting menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, makan bergizi, tidur cukup, dan olahraga rutin," ujar Aji.

Selain itu, Kemenkes juga mengingatkan masyarakat agar tetap menggunakan masker saat sakit, istirahat di rumah, dan mempertimbangkan vaksin influenza tahunan bagi kelompok berisiko seperti lansia dan tenaga kesehatan.

"Kita pantau terus secara harian dan mingguan. Kalau nanti ada peningkatan tajam atau KLB di suatu daerah, tentu akan dilakukan penyelidikan dan intervensi sesuai situasi," ujarnya menambahkan.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus COVID Naik di Asia, Kemenkes Minta Warga RI Waspada

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular