Efek Domino Surga Belanja Tas di Tajur Bogor Sunyi Sepi Bikin Ngeri

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Minggu, 12/10/2025 15:45 WIB
Foto: Suasana sepi toko Tas Tajur di Katulampa, Parung Banteng, Bogor, Jawa Barat, Kamis (9/10/2025). Barang-barang terpajang rapi tanpa pengunjung di toko (Sumber Karya Indah) SKI. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak hanya berdampak pada penurunan omzet penjualan, sepinya pelanggan di sentra tas legendaris Tajur, Bogor, Jawa Barat, membuat banyak pekerja kehilangan pekerjaannya karena pemilik tak sanggup untuk membayar gaji mereka.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, Rabu lalu (8/10/2025) ada toko yang sebelumnya mempekerjakan puluhan orang, kini pekerjanya kurang dari sepuluh orang. Bahkan ada juga toko yang awalnya mempekerjakan ratusan orang, kini hanya kurang dari sepuluh orang. Lantas apa saja efek domino surga tas Tajur Bogor kini sunyi sepi?

PHK Massal Warga Lokal

Salah satunya diungkap oleh Warman (samaran), salah satu karyawan di toko tas SKI, mengungkapkan waktu masih ramai, toko tersebut mempekerjakan sekitar 40 orang. Tetapi setelah sepi, jumlah karyawan terpangkas menjadi 10 orang.


"Dulu waktu masih ramai, ada 40 karyawan di sini, sekarang jadi sepi, ya tinggal 10 orang," kata Warman kepada CNBC Indonesia.

Selain memangkas karyawan, jam kerja karyawan yang tersisa juga dikurangi, yang biasanya bisa tiga shift waktu, kini hanya bisa dua shift waktu.

"Waktu masih ramai, karena banyak karyawannya, bisa 3 shift, itu aja masih keteteran, sekarang ya cuma bisa 2 shift," lanjutnya.

Senada dengan Warman, Febri (samaran) di toko Bogor Tas mengungkapkan tokonya sempat mempekerjakan 20 orang, sebelum kini hanya 9 orang.

"Karyawan di sini sempat ada 20-an orang, sekarang tinggal 9 orang saja," ujar Febri.

Bahkan saat ditemui CNBC Indonesia, tidak semua karyawan bekerja, karena ada yang sedang ambil libur.

"Ini memang lagi enggak ada semua, ada beberapa yang sedang libur," ungkapnya.

Sementara itu, Supardi (samaran), petugas keamanan di salah satu pabrik tas yang kini hanya melayani perbaikan tas, dahulu pabrik tersebut mempekerjakan ratusan orang. Mirisnya, kini tersisa 6 orang termasuk dirinya.

"Dulu pas masih ramai, produksi kan kenceng ya, sampai juga buat ekspor, sempat di sini ada ratusan orang, termasuk saya. Sekarang sudah sisa sedikit, ya 6 orang, 2 satpam termasuk saya, 4 pekerja di dalam yang masih bertahan, 2 diantaranya wanita," kata Supardi.

Foto: Pantauan Toko-Toko Tas Legendaris di Jalan Tajur, Bogor, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Chandra)
Pantauan Toko-Toko Tas Legendaris di Jalan Tajur, Bogor, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Chandra)

Omzet Toko Turun Drastis

Rini (samaran), salah satu karyawan di toko tas Tajur mengungkapkan penjualan tas sudah turun hingga lebih dari 50% akibat sepinya pelanggan. Namun menurutnya, angka pastinya tidak dijelaskan secara lebih rinci.

"Soal penjualan, mungkin sekitar 50% turunnya, bisa lebih, tapi saya engga tau angka pastinya berapa, tapi ya sudah segitu turunnya," kata Rini saat ditemui CNBC Indonesia, Rabu (8/10/2025).

Akibatnya, bonus yang sebelumnya didapat oleh dirinya, kini Rini hanya mendapat gaji saja.

"Kalau sudah turun jauh, ya sudah engga dikasih bonus, cuma dari gaji saja. Ini juga mulai was-was," lanjutnya.

Sedangkan Caca (samaran), karyawan di toko Bogor Tas mengungkapkan penjualan turun drastis lebih dari 50%.

"Dulu pas masih ramai, masih bisa mungkin dapat ratusan juta, sekarang, terjual satu saja sudah bersyukur, ada turun 50%, angka pastinya saya kurang paham, itu biasanya owner yang tahu," ujarnya.

Pedagang Kecil Hilang, Sisa Satu yang Bertahan

Tak hanya berdampak ke toko-toko dan pabrik tas, sepinya pelanggan membuat para UMKM yang sempat berjualan di dekat toko tas juga menghilang.

Ada, pedagang tahu Sumedang yang berjualan tepat di depan bekas toko tas Terminal Tas, mengungkapkan banyak penjual kecil yang hilang dan tinggal dirinya saja yang masih bertahan.

"Dulu waktu Terminal Tas masih ramai, ya masih banyak bus-bus terparkir, banyak pedagang di sini, ada soto mie, siomay, tukang gorengan, minuman, tahu sumedang, dan lain-lain. Pas sepi terus Terminal Tas bangkrut, pedagang yang tersisa cuma saya saja," kata Ade.

Dari para pedagang kecil yang sempat berjualan di depan Terminal Tas, banyak yang beralih bekerja menjadi tukang bangunan, kembali ke kampung halaman, dan berjualan di tempat tinggal asalnya.

"Penjual soto mie, beralih ke tukang bangunan, siomay balik ke Cianjur, katanya sudah engga berjualan apa-apa, minuman balik ke Banten, juga jadi tukang bangunan, gorengan saya engga tahu persis, tapi juga balik ke Sukabumi, minuman juga engga tahu kemana, dan sisa saya saja di sini," ucapnya.

Meski tinggal dirinya, tetapi Ia masih bersyukur karena penjualan tahu Sumedang masih lancar berkat langganannya.

"Justru penjualan tahu malah lebih baik sekarang, karena ada langganan, ya ada naik 10%," ujarnya lagi.

Ade berharap tidak pindah ketempat lain karena adanya pelanggan langganan yang selalu membeli dagangannya.

"Kalau disuruh pindah nanti ama toko baru ini (bekas Terminal Tas), saya sih enggak mau, nanti yang langganan sama saya bagaimana, ada pembeli dari puskesmas, kantor-kantor dekat sini," pungkasnya.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, toko-toko tas ini berada di Jalan Tajur. Hingga 2015, di Jalan Tajur ini berdiri sekitar 40 toko tas dengan skala bisnis menengah sampai besar. Kemudian berkurang menjadi 20 dan kini hanya tersisa sekitar 10 toko yang masih bertahan.

Jalan Tajur Bogor juga dulunya rawan titik macet terutama di akhir pekan karena banyaknya angkot yang ngetem di depan toko tas hingga menjadi parkir bus pariwisata. Banyak wisatawan lokal terutama dari Jakarta dan daerah sekitar Bogor yang mengunjungi kota Bogor bahkan hanya untuk berburu tas bikinan lokal tajur ini. Salah satu pabrik tas yang terkenal yang justru terletak di daerah Katulampa - Bantar kemang adalah Sumber Karya Indah (SKI). Pabrik ini juga menggabungkan belanja tas dengan pusat rekreasi keluarga. Selain SKI banyak juga outlet-outlet dari pengrajin rumahan kecil menghiasi daerah Tajur dan daerah sekitar tajur lainnya.

Kini kondisinya berbanding terbalik menjadi sunyi sepi dan tak ada lagi kemacetan. Hanya beberapa toko tas yang masih bertahan, meski hampir tak ada yang pengunjung yang datang. Beberapa toko tas masih bertahan seperti Bogor Tas, Sumber Tas Tajur, SKI Tajur, dan Donatello. Sedangkan sisanya, termasuk Terminal Tas sudah gulung tikar. Adapun untuk Terminal Tas, kini rukonya dikabarkan akan tergantikan oleh toko mebel dan 2 toko lainnya yaitu Tas Tajur 33, Dunia Tas, hingga Pusat Tas Tajur sudah tutup.


(wur/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Clean Beauty, AI dan Masa Depan Industri Kecantikan Indonesia