6 Kebiasaan Sederhana agar Anak Merasa Dicintai Orang Tua
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai orang tua, Anda tentu mencintai anak dengan sepenuh hati. Meski demikian, anak-anak tidak selalu merasakan cinta tersebut dengan cara yang diharapkan orang dewasa.
Penelitian psikologi perkembangan menunjukkan bahwa rasa dicintai seorang anak tidak muncul dari tindakan besar, melainkan dari ritual-ritual kecil namun berulang dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk melakukan tindakan dan kata-kata untuk mengungkapkan rasa cinta kepada anak setiap hati. Berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang sederhana agar anak merasa dicintai, seperti melansir Times of India.
1. Berikan tatapan hangat
Ketika seorang anak memasuki ruangan, wajah Anda menunjukkan betapa berartinya mereka. Eksperimen Wajah Diam Dr. Ed Tronick dalam sebuah studi tahun 1975 oleh Harvard Medical School, yang ditinjau kembali dalam Psikologi Perkembangan pada tahun 2018, menunjukkan bahwa bayi tampak tertekan ketika wajah pengasuhnya berubah tanpa ekspresi.
Tatapan hangat orang tua mengaktifkan rasa aman dan rasa memiliki di dalam otak anak. Cobalah, setiap kali anak pulang sekolah atau bermain, hentikan aktivitas Anda. Tersenyumlah, lakukan kontak mata, dan katakan, "Hei, mama/papa kangen kamu deh."
2. Tunjukkan cinta lewat kata
Bahasa adalah salah satu alat cinta yang paling ampuh. Sebuah makalah tahun 2024 di Early Childhood Research Quarterly menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya sering mengekspresikan cinta lewat kata-kata memiliki kemampuan regulasi emosi dan empati yang lebih kuat.
Coba lakukan, saat tidur atau sepulang sekolah, tanyakan bagaimana perasaan mereka. "Gimana perasaan kamu hari ini?" atau "Kamu kelihatan senang hari ini, ada apa?" Percakapan ini membangun kedekatan emosional.
3. Ciptakan ritual kasih sayang
Cinta menjadi nyata melalui rutinitas. Sebuah studi tahun 2020 dalam Journal of Family Psychology mengaitkan ritual harian yang konsisten seperti dongeng sebelum tidur atau pelukan di pagi hari dengan penurunan kecemasan dan peningkatan kohesi keluarga.
Anak-anak merasa aman dan dicintai ketika mereka tahu bahwa kasih sayang adalah sesuatu yang konstan setiap hari, bukan bonus ketika mereka berprestasi, misalnya.
4. Akhiri hari dengan ketenangan
Malam hari adalah saat anak-anak paling membutuhkan ketenangan. Sebuah studi tahun 2021 di Sleep Health Journal menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya meluangkan waktu lima menit untuk percakapan positif atau sentuhan sebelum tidur memiliki kadar kortisol (hormon stres) yang jauh lebih rendah.
Sebelum mematikan lampu, bisikkan sesuatu yang menenangkan seperti "Mama/papa senang deh jadi orang tuamu" atau "Mama/papa bangga sama kamu". Kata-kata ini menenangkan hati dan pikiran anak.
5. Dengarkan tanpa memberi nasihat
Banyak orang tua terburu-buru menyelesaikan masalah anak alih-alih hanya mendengarkannya. Namun, penelitian empati Dr. Brené Brown dalam Harvard Business Review tahun 2019 oleh University of Houston menunjukkan bahwa validasi, bukan solusi, yang menciptakan rasa aman secara emosional. Ketika seorang anak merasa didengarkan, otaknya melepaskan oksitosin, hormon yang sama yang terkait dengan ikatan emosional.
Saat anak Anda mengeluh, jangan buru-buru memberi nasihat. Sebaliknya, katakan, "Kedengarannya sulit," atau "Mama/papa mengerti kenapa kamu merasa begitu".
Mendengarkan, bukan menggurui, membuat anak-anak merasa dicintai dan dihormati. Anda dapat mencari solusi bersama mereka nanti.
6. Buat anak Anda merasa didengarkan
Untuk membangun kepercayaan dan koneksi, dengarkan dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian, pertahankan kontak mata, akui dan validasi perasaan mereka, ajukan pertanyaan terbuka yang bijaksana, dan tanggapi dengan empati yang tulus.
(hsy/hsy)