Sosok Dosen Terkaya yang Jadi Raja Chip Dunia, Punya Harta Rp500 T

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
Senin, 06/10/2025 11:05 WIB
Foto: Henry Samueli. (Dok. UCI Samueli School of Engineering)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nama Henry Samueli mungkin jarang terdengar di luar dunia teknologi. Namun di kalangan engineer dan akademisi, sosok ini disebut sebagai salah satu dosen paling berpengaruh di bidang teknik elektro dan komunikasi digital.

Dari catatan Forbes per 5 Oktober 2025, kekayaannya menembus US$31,1 miliar atau sekitar lebih dari Rp500 triliun. Pendiri Broadcom ini bukan hanya miliarder, tapi juga peraih American Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Medal of Honor 2025 atas kontribusinya dalam pengembangan modem digital dan arsitektur chip modern.

Ketertarikan Samueli terhadap teknologi berawal dari kelas bengkel listrik di sekolah menengah. Saat itu ia tertarik bukan pada kayu atau logam, tapi pada misteri listrik. Dari proyek sederhana membuat radio tabung, Samueli kecil justru menemukan panggilan hidupnya.

"Setelah berhasil menyalakan radio buatan sendiri, saya benar-benar terpukau. Saya bertekad untuk memahami bagaimana radio bekerja," kenangnya dikutip dari Spectrum, Senin (6/10/2025).

Dorongan gurunya untuk mengejar karier di teknik elektro mengantarnya ke University of California, Los Angeles (UCLA), tempat ia meraih gelar sarjana hingga doktoral di bidang teknik listrik. Di sinilah Samueli mengasah keahlian yang kelak mengubah industri komunikasi dunia.


Tahun 1991, Samueli bersama mahasiswanya, Henry Nicholas, mendirikan Broadcom dari sebuah kondominium di Redondo Beach, California. Mereka memulai dengan modal US$10 ribu dan tekad besar untuk membuat chip modem digital berkecepatan tinggi.

Kala itu, internet rumahan masih berjalan di kecepatan 14,4 kilobit per detik melalui sambungan telepon. Samueli melihat peluang besar untuk memanfaatkan jaringan kabel TV yang sudah tersebar luas agar dapat menyalurkan internet lebih cepat dan stabil.

"Kami mencoba membangun radio dan sirkuit komunikasi berperforma tinggi dari teknologi yang biasa saja. Banyak yang bilang kami gila, tapi kami tahu itu bisa dilakukan," ujarnya.

Dari penelitian di UCLA, Samueli dan timnya berhasil merancang chip modem digital yang mampu memproses data hingga puluhan megabit per detik atau ribuan kali lebih cepat dari modem konvensional saat itu. Inovasi ini kemudian menjadi pondasi teknologi broadband modern, termasuk internet kabel dan nirkabel.

Sebagai akademisi, Samueli tidak pernah meninggalkan dunia kampus. Ia menulis lebih dari 100 makalah ilmiah dan memegang lebih dari 75 paten di bidang desain sirkuit dan pemrosesan sinyal digital. Pendekatan multidisiplin yang ia kembangkan di UCLA kini menjadi standar di industri semikonduktor.

"Dulu, pendekatan seperti itu belum umum. Sekarang, konsep yang sama dipakai untuk membangun prosesor kecerdasan buatan," ujarnya.

Kerja keras itu membuahkan hasil besar. Broadcom kini menjadi salah satu perusahaan semikonduktor terbesar dunia, dengan kapitalisasi pasar ratusan miliar dolar dan produk yang digunakan di hampir setiap perangkat komunikasi modern, dari router, ponsel, hingga pusat data.

Selain di teknologi, Samueli juga dikenal karena kemurahan hatinya. Bersama sang istri, ia menyumbangkan US$200 juta ke University of California, Irvine pada 2017. Ini merupakan donasi terbesar dalam sejarah kampus tersebut.

Ia juga membeli tim hoki Anaheim Ducks senilai US$70 juta pada 2005. Kini, tim itu bernilai sekitar US$1 miliar. Bagi Samueli, keputusan membeli klub olahraga itu bukan semata bisnis, melainkan bentuk kontribusi bagi komunitas Orange County.

"Awalnya kami hanya ingin memastikan tim tetap di Anaheim, bukan diambil orang luar," katanya. "Tapi kami belajar banyak, dan di tahun kedua, kami berhasil menjuarai Stanley Cup," imbuhnya.

Meski sudah berusia 71 tahun, Samueli belum benar-benar pensiun. Ia masih menjabat sebagai CTO dan chairman Broadcom, aktif di berbagai inisiatif pendidikan STEM, serta mengembangkan proyek kawasan hiburan dan seni OCVIBE di Anaheim.

"Secara teori saya sudah pensiun, tapi kenyataannya saya lebih sibuk dari sebelumnya," ujarnya.

Profil Singkat Henry Samueli

- Usia: 71 tahun, lahir di New York pada 20 September 1954
- Kekayaan bersih: US$31,1 miliar (Forbes, Oktober 2025)
- Jabatan: Cofounder, CTO & Chairman Broadcom
- Pendidikan: Ph.D. Electrical Engineering, UCLA
- Paten: Lebih dari 75
- Penghargaan: IEEE Medal of Honor 2025, Marconi Society Prize
- Kegiatan sosial: Pendiri Samueli Foundation, donatur utama UC Irvine, pemilik Anaheim Ducks


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Clean Beauty, AI dan Masa Depan Industri Kecantikan Indonesia