Gangguan Prostat Bayangi Pria Payuh Baya, Ini Cara Mencegahnya

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
30 September 2025 18:50
Ilustrasi penis / alat genital pria
Foto: Charlesdeluvio visa Unsplash

Jakarta, CNBC Indonesia - Gangguan prostat merupakan salah satu penyakit yang cukup umum dialami oleh pria. Penyakit ini umumnya banyak menyerang pria berusia 50 tahun ke atas. Secara umum, gangguan prostat yang paling umum dialami yakni Benign prostatic hyperplasia (BPH) atau biasa dikenal dengan pembesaran prostat jinak.

Pria dengan prostat yang bengkak biasanya akan kesulitan buang air kecil. Selain itu, rasa nyeri yang timbul saat buang air kecil juga dirasa mengganggu.

"BPH merupakan salah satu penyakiy urologi yang paling sering ditemui pada pria usia lanjut. Studi global menunjukkkan bahwa lebih dari 50 persen pria usia di atas 50 tahun mengalami gejala BPH dan prevalensinya dapat mencapai 80 persen pada usia di atas 80 tahun," kata Prof. dr. Chaidir Arif Mochtar, Sp. U (K), Ph.D saat acara Launching Rezum Water Vapor Therapy Training Center di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2025).

Lebih lanjut ia mengatakan beberapa kondisi BPH juga dapat mengganggu fungsi seksual karena ejakulasi menjadi terhambat.

Adapun faktor risiko gangguan prostat di antaranya seperti bertambahnya usia, genetik, sindroma metabolik, obesitas, hipertensi, dan inflamasi kronis.

Pada sebagian besar kasus, kanker prostat berkembang tanpa gejala yang terlihat.

Adakah cara mencegah gangguan prostat?

Menjalani gaya hidup sehat, olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, dan minum cukup air adalah kebiasaan yang direkomendasikan ahli demi menghindari gangguan prostat. Selain itu, hindari juga kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.

Berbicara pengobatan, selain konsumsi obat-obatan dan tindakan operasi, BPH juga dapat ditangani dengan terapi Rezum Water Vapor Therapy.

Rezum Water Vapor Therapy merupakan teknologi pengobatan untuk menangani BPH menggunakan energi uap air panas. Prosedur ini dilakukan oleh dokter spesialis urologi.

Selama prosedur, uap air steril bersuhu dilepaskan ke jaringan prostat. Energi dari uap ini terserap oleh jaringan prostat, menyebabkan jaringan yang membesar, rusak. Jaringan yang rusak ini kemudian diserap oleh tubuh secara alami, sehingga ukuran prostat kembali mengecil. Dengan jaringan berlebih yang dihilangkan, uretra kembali terbuka dan gejala BPH pun berkurang.

"Prosedur ini minim invasif melalui sistoskopi tanpa insisi dengan gejala mulai membaik dalam tiga minggu dan hasil optimal pada tiga bulan. Efek sampingnya juga minimal terhadap fungsi seksual termasuk ejakulasi sehingga kualitas hidup pasien terjaga," papar Prof. Chaidir.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Viral Kepala Sekolah Usia 93 Tahun, Ini Resep Awet Mudanya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular