Waspada! Paparan Mikroplastik Bisa Kurangi Jumlah Sperma Pria

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
19 August 2025 18:40
Ilustrasi Sperma. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Sperma. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada banyak partikel plastik yang berukuran sangat kecil terhirup dan masuk dalam tubuh. Menurut sebuah studi baru, paparan mikroplastik ternyata berisiko terhadap penurunan testosteron yang kemudian berimbas pada proses pembentukan sperma.

Menurut penelitian, saat ini di seluruh dunia, jumlah sperma telah menurun sekitar 1% per tahun selama 50 tahun terakhir, dan tingkat kesuburan manusia pun menurun dengan laju yang sama.

Meningkatnya tingkat obesitas, gaya hidup yang kurang gerak, dan populasi yang menua telah dianggap sebagai kemungkinan penyebab. Namun, menurut Dr. Shanna Swan, profesor kedokteran lingkungan dan kesehatan masyarakat di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai, New York City, faktor lingkungan juga memainkan peran paling signifikan.

Swan mengatakan penurunan tersebut sebagian besar, tetapi tidak sepenuhnya, disebabkan oleh racun di lingkungan yang dapat mengganggu hormon steroid.

Pada 2017, Swan dan rekan-rekannya menerbitkan sebuah meta-analisis yang menunjukkan penurunan jumlah sperma hampir 60% di antara pria di Amerika Utara, Eropa, dan Australia antara tahun 1973 dan 2011.

Pada tahun 2023, mereka mengulangi penelitian tersebut, memperluas studi hingga tahun 2018, dan memasukkan data yang sebelumnya tidak tersedia dari Afrika, Asia, dan Amerika Selatan, serta menghasilkan temuan yang lebih mengejutkan.

"Kami memisahkan negara-negara tersebut menjadi negara-negara Barat dan non-Barat untuk tujuan analisis, dan di keduanya kami menemukan penurunan yang signifikan. Dan hal lain yang kami temukan, yang setidaknya sama mengkhawatirkannya, adalah jika Anda melihat semua studi yang dilakukan sejak tahun 1973, Anda akan melihat penurunan sebesar 1% per tahun. Namun, jika Anda melihat studi yang diterbitkan setelah tahun 2000, Anda akan melihat penurunan lebih dari 2%," kata Swan.

"Jadi, tingkat penurunan telah meningkat, dan telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir," tambahnya.

Peringatan Swan muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan dampak toksisitas kimia terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Sebelumnya, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Deep Science Ventures, sebuah perusahaan yang berfokus pada solusi lingkungan, yang ditinjau oleh Swan, memperingatkan bahwa polusi kimia merupakan ancaman yang serupa dengan perubahan iklim tetapi kurang mendapat perhatian.

Penurunan jumlah sperma sejak sekitar tahun 1950 berbanding terbalik dengan ledakan penggunaan plastik. Swan menunjukkan bahwa kini terdapat hubungan yang kuat antara zat aditif umum pada plastik dan penurunan jumlah sperma.

Ftalat adalah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam plastik untuk memberikan fleksibilitas dan membuatnya lunak serta fleksibel. Ini seperti yang ada pada botol atau selang air lunak, atau selang medis, atau wadah makanan yang lunak, Anda akan menyentuh ftalat.

Kemudian, di sisi lain selain ftalat adalah bisfenol. Sementara ftalat membuat plastik lunak dan fleksibel, bisfenol membuatnya keras dan tidak fleksibel. Dan ftalat menurunkan testosteron dan bisfenol meningkatkan estrogen.

Efek zat-zat kimia pengganggu endokrin ini dan lainnya sangat terasa pada janin dan embrio yang sedang berkembang di dalam rahim, ujar Swan. Sebelumnya, ia telah melakukan penelitian tentang efek ftalat pada bayi laki-laki yang belum lahir, dan menemukan bahwa paparan pada tahap kritis kehamilan dapat menyebabkan kelainan ringan pada perkembangan seksual.

Efek samping ftalat di dalam rahim, yang dikenal sebagai sindrom ftalat meliputi penis yang lebih kecil, jarak antara alat kelamin dan anus yang lebih pendek, dan -setelah anak mencapai kematangan seksual jumlah sperma yang lebih rendah.

Swan mengatakan perlu adanya tindakan yang diambil terkait penggunaan bahan tambahan plastik, dengan kebutuhan mendesak akan pengganti yang lebih aman.

"Sementara itu, orang-orang bisa berhati-hati. Anda bisa menggunakan kembali bahan-bahan. Mereka harus memperhatikan apa yang mereka gunakan dalam wadah makanan siap saji dan membawa botol kaca kecil untuk membeli minuman. Ini sangat penting," paparnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 14 Makanan Sehari-Hari yang Banyak Mengandung Mikroplastik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular