Resesi Seks Mulai Memudar, Korea Catatkan Kenaikan Angka Kelahiran
Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah kelahiran di Korea Selatan naik hampir 6% pada Juli 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Data terbaru yang dirilis Badan Statistik Korea (Statistics Korea) mencatat lonjakan yang didorong peningkatan jumlah pernikahan.
Sepanjang Juli, tercatat 21.803 bayi lahir, naik 5,9% dari 20.580 kelahiran pada Juli 2024. Meski demikian, angka itu masih menjadi yang keempat terendah untuk bulan Juli sejak pencatatan dimulai pada 1981.
Secara kumulatif, 147.804 bayi lahir antara Januari hingga Juli 2025, meningkat 7,2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini tercatat sebagai yang tertinggi sejak 1981 sekaligus menjadi pertama kalinya sejak 2015 angka kelahiran sepanjang Januari-Juli mengalami kenaikan tahunan.
Tingkat fertilitas total Korea Selatan, yakni rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang perempuan selama masa hidupnya, naik tipis 0,04 poin menjadi 0,8 pada Juli. Menurut pejabat Statistics Korea, kenaikan kelahiran ini dipengaruhi oleh tren pernikahan yang terus meningkat, kebijakan pemerintah untuk mendukung kelahiran, serta bertambahnya jumlah perempuan berusia awal 30-an.
"Naiknya angka kelahiran tampaknya didorong oleh peningkatan pernikahan, kebijakan pemerintah yang mendukung kelahiran, dan pertumbuhan populasi perempuan usia awal 30-an," ujar pejabat tersebut dikutip dari Yonhap, Kamis (25/9/2025).
Di Korea Selatan, kelahiran di luar pernikahan masih sangat jarang terjadi sehingga peningkatan jumlah pernikahan biasanya diikuti dengan lonjakan kelahiran. Pada Juli, jumlah pernikahan mencapai 20.394 pasangan, naik 8,4% dibanding tahun lalu.
Angka ini menandai pertumbuhan selama 16 bulan berturut-turut sekaligus menjadi yang tertinggi untuk bulan Juli sejak 2016. Meski ada kenaikan, Korea Selatan tetap menghadapi tantangan serius dengan tingkat kelahiran rendah yang persisten.
Biaya hidup tinggi dan perubahan sikap sosial membuat banyak anak muda menunda atau bahkan menghindari pernikahan serta memiliki anak. Pemerintah berupaya mendorong angka kelahiran lewat berbagai kebijakan, termasuk dukungan finansial untuk pernikahan dan perawatan anak.
Di sisi lain, jumlah kematian pada Juli tercatat 27.979 orang, turun 0,7% dibanding setahun sebelumnya. Namun, tetap terjadi penurunan populasi alami sebesar 6.175 orang karena angka kematian masih lebih tinggi daripada kelahiran. Adapun angka perceraian pada Juli turun 1,4% menjadi 7.826 kasus.
(hsy/hsy)