
Tak Termasuk Uang, ini 8 Tips agar Anak Tumbuh Cerdas & Peduli Sesama

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan dan perkembangan anak harus menjadi perhatian orang tua. Sebab, pola asuh anak yang tepat dapat berpengaruh dengan sang buah hati tumbuh dan berkembang nantinya.
Sayangnya, tak sedikit dari anak-anak yang tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang antisosial. Beberapa di antaranya juga kehilangan rasa empati dan tidak peduli dengan orang lain.
Empati sangatlah penting untuk menunjang kehidupan sosial anak yang sehat. Ini mengajarkan bagaimana sang anak nanti bisa bergaul dengan menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan bagaimana nanti ia bisa menempatkan diri serta berkomunikasi dengan orang lain.
Berikut adalah beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak menumbuhkan empati selama tahap perkembangan ini:
1. Contoh perilaku Anda sendiri
Bukan sekadar memberikan uang, cara terpenting orang tua dapat menanamkan empati pada anak-anak adalah dengan mencontohkannya sendiri. Gunakan contoh yang tepat dari kehidupan Anda sendiri untuk menggambarkan seperti apa empati itu. Misalnya, jika Anda pulang malam dan berkonflik dengan atasan Anda hari itu, bicarakanlah dengan cara yang menunjukkan empati.
Bicarakan emosi yang Anda rasakan dan emosi yang Anda identifikasi pada orang lain. Biarkan anak Anda bertanya dan ajukan pertanyaan balik kepada mereka seperti: "Menurutmu bagaimana perasaannya?" atau "Menurutmu mengapa dia bertindak seperti itu?"
2. Identifikasi dan beri label emosi
Segera setelah anak-anak berusia 3 atau 4 tahun, mulailah bertanya kepada anak Anda seperti apa rasanya tubuh mereka sebagai cara untuk memberi label emosi. Jika mereka merasa atau tampak takut, bantu mereka mengidentifikasi bagaimana rasanya di perut mereka atau di bagian tubuh lain mereka.
Membuat koneksi fisik dengan perasaan membantu anak-anak memberi label pada emosi. Kemudian, ketika mereka memasuki tahun-tahun awal sekolah dasar, mereka dapat lebih memahami seperti apa emosi tersebut pada orang lain.
3. Gunakan contoh yang tidak dipersonalisasi
Film atau buku adalah cara yang baik untuk menunjukkan contoh-contoh emosi yang berbeda. Mungkin sulit bagi anak kecil untuk menjauhkan diri dari reaksi emosional mereka sendiri dan memikirkan perasaan orang lain. Terkadang, personalisasi dapat membantu membangun keterampilan tersebut.
Jika Anda sedang menonton film atau membaca buku dan ada karakter yang merasakan emosi yang kuat, berhentilah sejenak dan bicarakan perasaan mereka.
4. Berpartisipasilah secara sukarela bersama anak
Memaparkan anak-anak pada situasi yang berbeda dari situasi mereka sendiri adalah salah satu cara untuk membangun empati dan memperluas pandangan dunia. Penting bagi orang tua untuk melakukan penilaian diri tentang apa yang mereka rasa nyaman untuk dibicarakan sebelum berpartisipasi secara sukarela bersama anak-anak mereka.
5. Memaparkan anak-anak pada hewan peliharaan atau binatang
Berada di sekitar hewan peliharaan dan binatang adalah cara yang baik untuk membantu anak-anak kecil mengidentifikasi emosi dan terhubung dengan orang lain. Hewan peliharaan bisa sangat emosional, dan ada sedikit depersonalisasi dengan hewan karena mereka bukan teman sebaya atau saudara kandung. Pelajari lebih lanjut tentang manfaat hewan peliharaan bagi anak-anak.
6. Ajukan pertanyaan tentang konflik
Seiring bertambahnya usia anak Anda, orang tua dapat membantu mereka memahami berbagai perspektif dalam situasi sosial yang menantang. Setelah mereka tenang, pertahankan rasa ingin tahu, bukan tuduhan. Jangan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?" tetapi tanyakan, "Kedengarannya seperti situasi yang sangat intens.
"Ada gambaran apa yang terjadi dengan orang itu? Sepertinya dia bereaksi keras."
Jaga percakapan tetap kolaboratif, bukan konfrontatif, untuk menyelesaikan masalah.
7. Tekankan tantangan teknologi
Media sosial dapat mengaburkan kemampuan untuk mengenali perasaan orang di ujung sana. Ingatkan anak Anda bahwa hanya dengan kata-kata, Anda tidak dapat melihat ekspresi wajah atau mendengar nada suaranya.
Peringatkan mereka untuk memperlambat reaksi mereka terhadap komunikasi tertulis dan sadari bahwa mereka tidak mendapatkan gambaran utuh dari komunikasi tersebut. Dan sebaliknya, pastikan anak Anda tahu bahwa ketika mereka mengirim komunikasi tertulis kepada orang lain, mereka harus menyadari bahwa orang di ujung sana tidak dapat melihat isyarat non-verbal mereka.
8. Manfaatkan liburan sebagai kesempatan untuk mengajarkan memberi
Liburan bisa menjadi waktu yang tepat untuk berkreasi dan mengembangkan empati pada anak. Anda bisa mengajak anak Anda berbelanja hadiah untuk saudara atau teman agar mereka merasakan kebahagiaan memberi ketika melihat seseorang membuka hadiah yang mereka pilih.
Orang tua juga bisa mendorong anak mereka untuk bersiap menghadapi musim berbagi hadiah dengan memeriksa barang-barang mereka saat ini dan mengisi kotak mainan yang sudah tidak mereka minati. Ajak mereka untuk menyumbangkan kotak tersebut kepada anak-anak yang membutuhkan dan ajak mereka berdiskusi tentang mengapa ada anak-anak yang tidak memiliki barang yang sama dengan mereka.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Parenting Ungkap Pola Asuh yang Bikin Anak Sukses