Mau Punya Anak Sukses? Ahli Bilang Ajarkan Skill Ini Sejak Dini

Fergi Nadira, CNBC Indonesia
03 September 2025 09:00
Suasana anak-anak beraktifitas di sekolah Prestasi Global, Pancoran Mas, Depok, Senin (4/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana anak-anak beraktifitas di sekolah Prestasi Global, Pancoran Mas, Depok, Senin (4/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak orang tua ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi sukses, kreatif, dan tahan banting. Menurut pakar dari Yale University, kuncinya ada pada satu keterampilan penting yaitu kemampuan mengatur emosi (emotion regulation).

Zorana Ivcevic Pringle, PhD, peneliti senior di Yale Center for Emotional Intelligence, menegaskan bahwa regulasi emosi adalah kekuatan yang dimiliki orang-orang paling sukses dan kreatif.


"Regulasi emosi bukan soal selalu merasa bahagia, tapi tentang kemampuan menghadapi ketidakpastian dengan tenang," ujarnya dikutip CNBC International.

Menurut Pringle, saat membangun sesuatu yang baru, seseorang harus bisa menerima risiko dan ketidakpastian. Emosi yang kuat seperti frustrasi atau kecewa bisa muncul, tapi dengan regulasi emosi, seseorang mampu bertahan dan menemukan jalan keluar.

"Orang membutuhkan seluruh spektrum emosi untuk sukses dalam hidup dan pekerjaan. Kita memang mudah kewalahan, tetapi sebenarnya kita punya kendali lebih besar daripada yang kita kira," jelasnya.

5 Cara Melatih Regulasi Emosi

1. Gunakan aktivitas dengan bojak

Pilih aktivitas dengan bijak. Bukan berarti menghindari stres, tetapi memastikan setiap keputusan selaras dengan tujuan jangka panjang. Misalnya, menulis buku memang melelahkan, tetapi hasil akhirnya sepadan.

2. Ubah lingkungan

Mengganti suasana bisa membantu mengelola emosi. Pringle mencontohkan dirinya yang memilih menulis di toko buku alih-alih di kantor untuk memisahkan beban kerja dengan kreativitas.

3. Alihkan perhatian

Seperti rasa sakit fisik yang bisa diredakan dengan distraksi, emosi negatif pun demikian. Mengalihkan fokus sementara bisa memberi perspektif baru dan memunculkan ide segar.

4. Redefinisi kegagalan

Kegagalan sering memicu rasa putus asa. Namun, Pringle menyarankan agar tetap ingin tahu, menilai ulang situasi, dan melihat apakah ada informasi atau sudut pandang yang terlewat.

5. Ubah reaksi

Dalam situasi penuh tekanan, seperti melayani klien, ada dua pilihan: berpura-pura (surface acting) atau sungguh-sungguh berusaha menyesuaikan emosi (deep acting). Pilihan kedua jauh lebih sehat dan membuat seseorang lebih termotivasi serta kreatif.

Menurut Pringle, keterampilan ini sebaiknya diajarkan sejak dini. Anak yang terbiasa mengatur emosi akan tumbuh lebih tangguh, lebih kreatif, dan mampu menghadapi tekanan hidup maupun kerja.

"Mengubah reaksi bisa mengubah suasana hati. Semakin sering dilatih, semakin kuat pula kemampuan regulasi emosi kita," katanya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Karakteristik Anak yang Bakal Sukses di Masa Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular