Perlu Ditangani Serius, Infertilitas Wajib Diobati demi Punya Momongan

dpu, CNBC Indonesia
Rabu, 27/08/2025 11:01 WIB
Foto: Morula Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Infertilitas merupakan penyakit yang memerlukan penanganan medis serius sejak 2009.

Hal itu diakui Presiden Komisaris PT Bundamedik Tbk (BMHS) yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Morula Indonesia Dr. dr. Ivan R. Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG.

Dalam perayaan "Ultimate Grande Anniversary Morula IVF 27th: "Bringing Dreams to Life" yang berlangsung 26-27 Juli 2025 lalu, ia mengatakan, infertilitas adalah sesuatu yang harus diobati. Khususnya pada pasangan yang ingin memiliki keturunan. Karena Infertilitas dapat disebabkan oleh faktor pihak pria maupun wanita.


"Kami (Morula IVF) bangga sekaligus bahagia bahwa pada tahun ini kami merayakan usia yang ke-27 tahun. Dan, ini adalah usia yang tidak mudah suatu layanan program yang boleh dikatakan sebagai teknologi yang canggih. Kita tidak perlu malu dan takut lagi bahwa infertilitas itu adalah sesuatu yang harus diobati. Solusi yang ada di dunia pun sudah sangat berkembang sehingga kita bisa mampu memberikan opsi yang terbaik," ujarnya, dikutip Rabu, (27/8/2025).

Pada kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid mengungkap, bahwa persoalan Infertilitas tidak hanya persoalan perempuan. "Tetapi juga tanggung jawab bersama laki-laki dan perempuan yang harus dihadapi secara setara," pungkasnya.

Foto: Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Meutya Hafid

Pernyataan Meutya Hafid berangkat dari pengalaman pribadinya. Bersama sang suami, Noer Fajrieansyah, Meutya menapaki jalan penuh ujian dan tantangan untuk memperoleh buah hati mereka, Lyora Shaqueena Ansyah.

Memulai program bayi tabung di usia 37 tahun, Meutya menjalani 10 kali prosedur IVF dan mengalami 2 kali keguguran. Meski berat, pasangan ini tidak menyerah dan merasa sangat terbantu dengan dukungan dari Morula IVF Indonesia bersama dengan dr. Ivan dalam pendampingan menyeluruh, dan penggunaan teknologi terkini bernama Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidies (PGT-A), pemeriksaan genetik yang bertujuan untuk mendeteksi kelainan kromosom pada embrio sebelum dilakukan proses transfer embrio.

PGT-A di Morula berperan dalam membantu pemilihan embrio yang paling layak sehingga dapat mempercepat tercapainya kehamilan dan mengoptimalkan peluang kelahiran hidup (live birth) para pejuang "dua garis".

Bersama dr. Ivan, Meutya dan Fajri menjalani prosedur demi prosedur dengan penuh harapan. Pendekatan holistis yang diberikan Morula IVF Indonesia, yang menggabungkan aspek medis, mental, dan emosional, menjadi fondasi kekuatan mereka.

Bagi Meutya, dukungan ini sangat krusial mengingat tingginya tanggung jawab publik yang diembannya selama masa kehamilan. Pendekatan secara personal dan humanis ini menjadi ciri khas Morula IVF Indonesia dalam setiap layanan yang diberikan.

Selama hampir tiga dekade, PT Morula Indonesia (Morula IVF Indonesia), bagian dari ekosistem Bundamedik Healthcare System (BMHS), telah memantapkan diri sebagai pionir layanan fertilitas unggulan di Indonesia.

Mengusung standar internasional dengan sertifikasi RTAC (Reproductive Technology Accreditation Committee) dari badan akreditasi IVF dari Australia dan New Zealand, Morula IVF menghadirkan teknologi berbasis evidence-based medicine, didukung oleh tenaga medis dan paramedis berpengalaman.

Dengan dukungan jaringan klinik terluas di Tanah Air, Morula IVF Indonesia tidak hanya penyedia layanan medis, tetapi juga mitra tepercaya bagi pasangan yang tengah berjuang membangun keluarga impian.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Kecantikan Tumbuh Pesat, Kemasan Jadi Kunci Daya Tarik


Related Articles