Cara Mencegah Dehidrasi Saat Diare atau Muntah, Wajib Tahu!

Dany Gibran, CNBC Indonesia
Kamis, 24/07/2025 12:32 WIB
Foto: Ilustrasi Diare (Pixabay)
Dafar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat tubuh mengalami diare atau muntah berkepanjangan, cairan tubuh bisa hilang dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Jika tidak segera digantikan, kondisi ini bisa memicu dehidrasi, yaitu ketika tubuh kekurangan cairan dan tidak mampu menjalankan fungsinya secara normal. Dalam kasus yang parah, dehidrasi bisa menyebabkan komplikasi serius seperti gangguan fungsi ginjal, dilansir dari laman Web MD (24/7/2025)

Mengapa Dehidrasi Bisa Berbahaya?

Cairan tubuh tidak hanya mengandung air, tetapi juga elektrolit penting seperti natrium dan kalium yang dibutuhkan untuk menjaga fungsi organ. Saat cairan ini terus keluar tanpa penggantian yang cukup, keseimbangan tubuh terganggu, dan risiko kerusakan organ meningkat-terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan orang lanjut usia.

Gejala Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai

Saat Anda atau orang terdekat mengalami diare atau muntah, perhatikan tanda-tanda berikut:


  • Merasa sangat haus

  • Buang air kecil lebih jarang dari biasanya

  • Urine berwarna lebih gelap dari normal

  • Mulut dan kulit terasa kering

  • Tubuh terasa lemas

  • Kepala ringan atau pusing saat berdiri

  • Berkeringat sedikit atau tidak sama sekali

Jika gejala-gejala ini muncul, bisa jadi dehidrasi sudah cukup parah. Oleh karena itu, penting untuk tidak menunggu hingga gejala muncul. Segera mulai mengonsumsi cairan sejak awal diare atau muntah terjadi.

Tips Mencegah Dehidrasi Saat Sakit

Mengganti cairan yang hilang adalah langkah utama. Berikut cara mencegah dehidrasi:

  1. Minum air putih secara rutin. Bila mual, cobalah minum sedikit demi sedikit tapi sering.

  2. Konsumsi cairan yang mengandung elektrolit, bukan hanya air biasa.

  3. Gunakan larutan rehidrasi oral seperti Pedialyte atau sejenisnya, karena dirancang khusus untuk menggantikan cairan dan elektrolit secara seimbang.

  4. Hindari pakaian tebal atau aktivitas yang menyebabkan kepanasan, terutama saat tubuh sedang lemah.

Jika Anda sulit menelan air, alternatif lain seperti es batu atau es loli bisa membantu menambah asupan cairan.

Dehidrasi pada Anak: Lebih Cepat, Lebih Berbahaya

Anak-anak, terutama bayi, bisa kehilangan cairan dengan sangat cepat saat diare atau muntah. Selain tanda umum, orang tua perlu memperhatikan:

  • Tidak ada air mata saat menangis

  • Mulut atau lidah terlihat kering

  • Anak tampak lebih diam, rewel, atau tidak responsif

  • Mata dan pipi terlihat cekung

  • Ubun-ubun bayi tampak masuk ke dalam

  • Demam atau kulit tidak kembali normal saat dicubit

Untuk mengatasi ini, berikan larutan rehidrasi oral secara perlahan tapi rutin. Hindari langsung memberi jus atau minuman manis karena tidak memiliki komposisi garam dan gula yang sesuai. Jika anak tidak bisa menahan cairan karena muntah terus-menerus, segera konsultasikan ke dokter.

Waspadai Dehidrasi pada Lansia

Seiring bertambahnya usia, sensitivitas terhadap rasa haus menurun. Selain itu, tubuh lansia cenderung lebih sulit menjaga keseimbangan cairan. Oleh karena itu, ketika lansia mengalami diare atau muntah, mereka harus tetap mengonsumsi cairan minimal 1,7 liter per hari, atau sekitar 7 gelas air.

Alternatif cairan seperti susu cair atau minuman pengganti nutrisi juga bisa membantu menjaga asupan cairan dan energi.

Kapan Harus Memeriksakan Diri ke Dokter?

Segera hubungi layanan kesehatan jika:

  • Diare atau muntah berlangsung lebih dari 2 hari

  • Disertai demam atau nyeri perut

  • Tinja berwarna gelap seperti aspal

  • Tanda-tanda dehidrasi muncul, baik pada anak maupun orang dewasa

Jika Anda ragu atau merasa kondisi semakin memburuk, jangan tunda untuk berkonsultasi ke tenaga medis. Penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi yang lebih serius.


(dag/dag)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Daya Beli Tertekan, Perawatan Diri Tetap Jadi Prioritas