Jangan Tidur Telanjang Meski Suhu Panas, Begini Risikonya
Jakarta, CNBC Indonesia - Suhu kamar yang panas tentu tak nyaman, bahkan bisa membuat tidur menjadi terganggu. Dalam upaya mengatasi rasa gerah pada malam hari, beberapa orang mempertimbangkan untuk tidur tanpa pakaian atau telanjang. Namun menurut ahli hal ini justru harus dihindari karena sejumlah alasan.
Menurut ahli, saat tidur telanjang, kasur dan seprai menjadi garda terdepan dalam melawan kelembapan. Dan hal ini bisa menjadi masalah jika Anda rentan berkeringat pada malam hari atau tinggal di lingkungan dengan suhu panas.
"Piyama efektif menyerap minyak dan cairan tubuh, jadi tidur tanpa piyama berarti seprai yang akan mengambil alih tugas itu," kata Dr. Audrey Wells, ahli tidur dari ResMed, seperti dikutip dari Forbes.
Tak cuma itu, tidur telanjang juga membuat Anda lebih berpotensi terpapar alergen. Bayangkan ada kotoran, bulu hewan, debu, dan minyak yang secara alami menumpuk di kasur Anda seiring waktu. Piyama atau baju tidur berperan sebagai pelindung bagi kulit. Terlebih lagi, bahan seprai tertentu dapat memicu ruam dan iritasi, terutama bagi orang dengan kulit sensitif atau eksim.
Sementara itu, dokter bedah Dr. Anthony Youn, memaparkan alasan lainnya mengapa Anda sebaiknya tidak tidur telanjang.
"Rata-rata orang kentut 15 hingga 25 kali sehari, dan ini bisa terjadi saat tidur," ujar Youn dalam video pendek terbarunya.
"Dan sebuah studi ilmiah membuktikan bahwa setiap kali kentut, Anda menyemprotkan sedikit kotoran. Ini benar, meskipun bukan buang air besar sungguhan. Dan studi yang sama menunjukkan bahwa celana dalam Anda akan menangkap semua partikel ini."
(hsy/hsy)