Bahaya atau Tidak Minum Air Direbus Berulang-ulang? Ini Jawabannya

CNBC Indonesia - Banyak orang bertanya-tanya, apakah air yang direbus di ketel listrik lebih dari sekali akan berbahaya bagi kesehatan. Meskipun mendidihkan air bisa mensterilkannya, tapi banyak beredar klaim bahwa merebus air lebih dari sekali bisa membuatnya berbahaya, sehingga ketel sebaiknya dikosongkan setiap kali digunakan.

Klaim semacam ini seringkali disertai argumen bahwa perebusan ulang akan menyebabkan penumpukan zat berbahaya, termasuk logam seperti arsenik atau garam seperti nitrat dan fluorida.

Namun, menurut Faisal Hai, Profesor sekaligus Kepala Sekolah Teknik Sipil, Pertambangan, Lingkungan, dan Arsitektur di University of Wollongong, klaim tersebut tidak berdasar secara ilmiah.

Baca: 10 Efek Berbahaya Jika Kurang Minum Air Putih, Bisa Kena Stroke!

Dalam tulisannya di laman The Conversation, Faisal menjelaskan, merebus ulang air tidak akan meningkatkan kadar zat berbahaya hingga membahayakan tubuh, asalkan air tersebut berasal dari sumber yang aman dan sesuai dengan pedoman air minum.

"Selama air yang digunakan masih sesuai dengan pedoman air minum, Anda tidak bisa benar-benar meningkatkan kadar zat berbahaya hanya dengan perebusan ulang di ketel," ujar Faisal, dikutip Sabtu (19/7/2025).

Ia mengambil contoh air keran dari wilayah Illawarra di Australia, yang memiliki kadar fluoride dan logam berat sangat rendah.

Dari data publik yang tersedia untuk periode Januari hingga Maret 2025 di wilayah Illawarra, berikut ini adalah hasil rata-rata kualitas airnya:

- pH sedikit basa (alkalin)

- Total zat padat terlarut cukup rendah sehingga tidak menyebabkan kerak pada pipa atau alat rumah tangga

- Kandungan fluorida sesuai untuk meningkatkan kesehatan gigi

- Air tergolong "lunak" dengan nilai kekerasan total di bawah 40 mg kalsium karbonat per liter

Air tersebut mengandung jejak logam seperti besi dan timbal, kadar magnesium yang terlalu rendah untuk bisa terdeteksi oleh lidah, dan kadar natrium jauh lebih rendah daripada minuman ringan populer.

Baca: Berapa Kadar Gula Darah Normal? Ini Jawaban Dokter dan Cara Menjaganya

Semua parameter kualitas yang dipantau tersebut berada jauh di dalam batas pedoman Air Minum Australia. Jika air tersebut direbus ulang beberapa kali, kadar zat-zat tersebut tidak akan meningkat secara signifikan.

"Jadi, jika Anda membuat teh menggunakan air ini, perebusan ulang tidak akan menyebabkan masalah kesehatan," ujarnya.

Ia menjelaskan, agar zat dalam air bisa terkonsentrasi, sebagian cairan harus menguap, sementara zat-zat kimia tertinggal.

Air menguap pada semua suhu, tetapi penguapan terbesar terjadi saat titik didih, ketika air berubah menjadi uap.

Selama perebusan, beberapa senyawa organik yang mudah menguap mungkin akan menghilang ke udara, namun jumlah senyawa anorganik (seperti logam dan garam) tetap tidak berubah.

Walaupun konsentrasi senyawa anorganik mungkin sedikit meningkat karena penguapan saat air mendidih, bukti menunjukkan bahwa peningkatan tersebut tidak sampai pada tingkat yang membahayakan.

Misalnya, merebus satu liter air keran di pagi hari yang mengandung 1 mg fluorida per liter, sesuai pedoman Australia. Dan menggunakan 200 ml air untuk membuat secangkir teh. Di sore harinya, merebus ulang sisa air untuk membuat secangkir teh lagi.

Jika pemanasan dihentikan segera setelah air mendidih, penguapan akan sangat kecil dan kadar fluorida dalam kedua cangkir teh akan serupa.

Kalaupun pada perebusan kedua Anda membiarkan 100 ml air menguap, kandungan fluorida dalam cangkir teh kedua (0,23 mg) masih tidak jauh berbeda dari cangkir pertama (0,20 mg).

Baca: Jangan Campurkan 9 Makanan Ini dengan Chia Seed, Begini Efeknya

Hal yang sama berlaku untuk mineral dan senyawa organik lainnya. Sebagai contoh, air di Illawarra memiliki konsentrasi timbal kurang dari 0,0001 mg per liter. Agar konsentrasi timbal dalam secangkir air (200 ml) mencapai batas berbahaya (0,01 mg/liter), air harus mendidih kira-kira 20 liter menjadi hanya satu cangkir, sesuatu yang secara praktis hampir mustahil. Apalagi kebanyakan ketel listrik secara otomatis akan mati segera setelah air mendidih.

"Selama air yang digunakan masih sesuai dengan pedoman air minum, Anda tidak bisa benar-benar meningkatkan kadar zat berbahaya hanya dengan perebusan ulang di ketel," terangnya.

Lalu, bagaimana dengan rasa? Faisal menyebut, perubahan rasa mungkin terjadi karena hilangnya oksigen terlarut atau sedikit perubahan mineral, namun itu sangat bergantung pada selera dan kualitas air di daerah masing-masing.

Kesimpulannya, selama air di ketel awalnya aman untuk diminum, maka air tersebut akan tetap aman dan layak konsumsi meski telah direbus berkali-kali.

Baca: 5 Cara Sederhana tapi Efektif Bakar Lemak Saat Tidur

(dce)
[Gambas:Video CNBC]