Studi Ungkap Makin Banyak Anak Kecanduan Gula, Ini Risetnya

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
27 August 2024 20:10
Ilustrasi anak mengidap diabetes. (Dok. Pexel)
Foto: Ilustrasi anak mengidap diabetes. (Dok. Pexel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsumsi minuman manis yang mengandung gula secara global semakin meningkat. Hal ini juga mendorong meningkatnya kasus obesitas anak dalam beberapa dekade terakhir.

Melansir Euro News, penelitian yang dilakukan oleh tim gabungan dari Amerika Serikat, Yunani, Kanada, dan Meksiko, meneliti tingkat konsumsi minuman dalam tiga dekade di 185 negara.

Pada tahun 2018, anak-anak mengonsumsi rata-rata 3,6 porsi minuman manis per minggu, atau meningkat 22,9% dari tahun 1990 dan peningkatan yang jauh lebih tajam daripada orang dewasa, menurut studi yang diterbitkan di The BMJ.

Obesitas anak meningkat bersamaan selama periode waktu itu. Saat ini obesitas memengaruhi sekitar 160 juta anak-anak dan remaja di seluruh dunia.

"Temuan kami seharusnya membunyikan alarm peringatan di semua negara di seluruh dunia," kata Dariush Mozaffarian, penulis senior studi dan direktur Food is Medicine Institute di Tufts University di AS dalam sebuah pernyataan.

Para peneliti mengamati minuman manis yang mengandung gula yang meliputi soda, minuman berenergi, dan minuman buah.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa minuman manis yang mengandung gula dikaitkan dengan risiko obesitas yang lebih tinggi di kalangan anak muda, yang pada gilirannya dikaitkan dengan lebih banyak masalah kesehatan selama masa dewasa, termasuk diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kanker tertentu.

"Hal ini berdampak sangat tinggi bagi kesehatan individu, tidak hanya pada masa kanak-kanak tetapi juga dalam jangka panjang, dan juga biaya yang sangat tinggi bagi masyarakat," kata Dr. Berthold Koletzko, seorang profesor pediatri di Universitas Ludwig Maximilian Munich dan presiden Akademi Pediatri Eropa yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, kepada Euronews Health

Dalam laporan baru tersebut, asupan minuman manis lebih tinggi di kalangan anak-anak dan remaja. Di sebagian besar wilayah, angkanya juga lebih tinggi di daerah perkotaan dan di antara anak-anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi, meskipun kesenjangan ini tidak terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi.

Menurut Koletzko hal tersebut mungkin terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah, orang-orang di daerah perkotaan dan mereka yang berpendidikan tinggi juga memiliki lebih banyak uang dan lebih cenderung memilih minuman manis. Sedangkan di negara-negara berpenghasilan tinggi, yang terjadi adalah sebaliknya.

"Ini masalah keterjangkauan," kata Koletzko.

Amerika Latin dan Karibia serta Timur Tengah dan Afrika Utara melaporkan tingkat asupan tertinggi secara keseluruhan (masing-masing 9,1 dan 7,3 porsi per minggu). Meski begitu, anak-anak di Amerika Latin mengonsumsi lebih sedikit minuman manis, secara rata-rata, pada tahun 2018 dibandingkan pada tahun 1990.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 5 Cara Ampuh Cegah Obesitas, Salah Satunya Kelola Stres

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular