Bos BPOM Ungkap Alasan Harga Obat di Indonesia Masih Mahal

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
19 August 2024 16:15
Taruna Ikrar saat dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/82024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Taruna Ikrar saat dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/82024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Taruna Ikrar baru saja dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang baru. Dia menggantikan posisi Rizka Andalusia.

Saat memberikan keterangan pers, Taruna menyoroti beberapa tantangan yang akan dihadapi sebagai Kepala BPOM, termasuk harga obat yang masih mahal. Menurutnya, penyebab mengapa harga obat masih mahal adalah karena regulasi yang menghambat.

Kemudian, Taruna juga menyoroti lambannya sebuah produk obat baru masuk Indonesia. Semakin lama produk tersebut tidak tersedia di pasar lokal, akan semakin mahal harganya ketika sampai di Tanah Air. 

"Misalnya produk biologi sudah disahkan di Eropa atau di Amerika, bertahun-tahun belum masuk ke Indonesia, dan itu menyebabkan semakin mahalnya obat. Nah, ternyata ada aspek dalam jangkauan tersebut yang perlu di-treat secara spesifik," kata dia di Istana Negara Jakarta, Senin (19/8/2024).

Taruna juga mendorong inovasi obat dan produk biologi di dalam negeri agar Indonesia tak bergantung pada obat impor.

Selanjutnya, dia melihat koordinasi antar lembaga terkait juga masih kurang. Karenanya, dia mendorong sinergi antara BPOM,BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, hingga asosiasi farmasi dan perusahaan obat.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Ini Alasan Harga Obat di RI 5x Lebih Mahal dari Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular