
Cerita Patung Yesus Tertinggi Brasil, Dibuat Guna Mengawasi Rakyat

Jakarta, CNBC Indonesia - Siapapun yang mengunjungi Kota Rio de Janeiro, Brazil, sepakat kalau Patung Yesus Kristus sukses mengalihkan pandangan atas kota tersebut.
Dari jauh saja orang bisa melihatnya. Menjulang tinggi di perbukitan sembari merentangkan tangan. Atas fakta demikian, patung tersebut kini berfungsi tak hanya untuk seremonial keagamaan semata, tapi juga simbol kota.
Akan tetapi, semua itu mengalami perbedaan di masa lalu yang membuat kita harus hitung mundur ke tahun 1922. Pemerintah Brazil saat itu memunculkan kembali wacana pembangunan Patung Yesus yang sebenarnya sudah dicetuskan pada 1850.
Dalam laporan CNN International, diketahui patung tersebut dibuat Brazil sebab banyak rakyat menjadi ateis atau tidak beragama pasca Perang Dunia I (1914-1918). Brazil yang dikenal sebagai negara cukup religius dan memiliki ritus kekristenan kuat tentu tak ingin rakyatnya larut menjadi ateis begitu saja.
Maka, muncul kembali pembuatan patung Yesus supaya bisa mengawasi kota dan isinya, yakni rakyat. Tujuan seperti ini pula yang bisa membuat arsitek Heitor da Silva Costa memenangi sayembara patung. Dia mencoba membuat rancangan Patung Yesus yang berdiri tegak sembari membawa salib dan bola dunia di tangannya. Lambang keselamatan.
Meski begitu, kita semua tahu rancangan tersebut tak benar-benar direalisasikan. Bisa dibayangkan bagaimana rumitnya proses pembuatan patung di bukit tertinggi Rio. Apalagi, patung tersebut juga menjulang tinggi 30 meter.
Alhasil, da Silva melakukan penyederhanaan. Hasilnya, seperti yang dapat kita lihat sekarang.
Mengutip Encyclopedia Britannica, patung yang kelak dinamai Christ the Redeemer itu dibangun pada 1926. Dananya berasal dari patungan gereja. Tercatat, sejak pembangunan pada 1926 sampai 1931, biaya pembuatan sebesar US$ 250 ribu atau setara US$ 3,8 juta pada masa kini.
Patung diresmikan pada 12 Oktober 1931. Setelahnya, patung tersebut tak hanya menjalankan fungsinya sebagai pengawasan, tapi juga simbol. Namun, pada akhirnya patung tersebut benar-benar menjadi pengawas bagi laku rakyat. Tinggi menjulang membuat Christ the Redeemer terlihat setiap orang, sehingga memberi kesan pengontrolan.
Akibatnya tak sedikit penduduk Rio melihat patung tersebut dengan rasa emosional. Mereka menganggapnya bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Dalam karya populer, seperti lagu misalnya. Warga kerap menyisipkan patung dalam lirik lagu. Alhasil, mereka menjadi tak bisa lancang karena teringat akan Tuhan mereka yang senantiasa larut dalam lagu dan terlihat oleh mata.
"Perasaannya seperti memiliki teman masa kecil yang sangat dekat dengan saya, dan dia selalu ada untuk kami ajak bicara," kata salah satu warga kepada CNN International, dikutip Sabtu (6/7/2024).
(mfa/mfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Viral Wanita Ini Bawa Mayat ke Bank Demi Pinjaman Rp52 Juta
